Yogyakata – Angka penambahan kasus corona di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Minggu, 20 Juni 2021 tercatat ada 665 kasus. Angka ini merupakan rekor penambahan tertinggi dalam sehari sejak pagebluk corona. Begitu juga dengan angka kematian hari ini, juga merupakan angka tertinggi dengan 15 kasus.
Dalam rilis yang dikeluarkan Gugus Tugas Covid-19 Pemda DIY tertanggal 20 Juni 2021 pukul 16.00 dengan penambahan 665 kasus ini maka total kasus terkonfirmasi corona di DIY menjadi 52.641 kasus. Penambahan pasien sembuh dalam sehari 280 kasus, sehingga total sembuh menjadi 45.635 kasus.
Baca Juga:
“Penambahan kasus meninggal sebanyak 15 kasus, sehingga total kasus meninggal di DIY menjadi 1.367 kasus,” demikian keterangan tertulis Humas Pemda DIY melalui akun twitter resminya @humas_jogja.
Distribusi kasus terkonfirmasi Covid-19 pada Minggu, 20 Juni 2021 menurut domisili wilayah kabupaten dan kota, terbanyak dari Kabupaten Bantul dengan 249 kasus. Kemudian disusul Kabupaten Sleman dengan 234 kasus, Kota Yogyakarta (81 kasus), Kabupaten Kulon Progo (53 kasus) dan Kabupaten Gunungkidul (48 kasus).
“Penambahan kasus meninggal sebanyak 15 kasus, sehingga total kasus meninggal di DIY menjadi 1.367 kasus”
Sedangkan 15 kasus kematin berdasar domisili dari Sleman ada lima orang, Gunungkidul empat orang, Bantul tiga orang, Kulon Progo dua orang dan Kota Yogyakarta satu orang.
Sebelumnya Gubernur DIY Sri Sultan HB X melaporkan penambahan kasus positif di DIY mengalami puncaknya pada Sabtu, 19 Juni 2021 yakni sebesar 638 kasus. Pada tanggal tersebut, juga terjadi penambahan kasus sembuh 275 kasus, serta kasus meninggal 10 kasus. “Angka ini merupakan angka tertinggi penambahan kasus selama pandemi Covid-19 terjadi di DIY,” katanya.
Baca Juga:
Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, melonjaknya kasus Covid-19 yang terjadi di DIY berbanding lurus dengan kebutuhan tenaga kesehatan yang merawat. Tenaga kesehatan tetap berasal dari rumah sakit yang bersangkutan. “Bed yang tadinya regular, digeser menjadi bed khusus pasien Covid-19. Nakes juga berasal dari rumah sakit yang bersangkutan, digeser juga, yang tadinya merawat pasien regular, menjadi merawat pasien Covid-19,” ujarnya.
Menurut dia, tenaga kerja yang merawat pasien regular itu, tadinya merawat pasien Covid-19. “Sempat terjadi penurunan kasus di DIY, sehingga nakes yang tadinya merawat pasien Covid-19, kemudian dialihkan merawat pasien regular. Sekarang kasus naik lagi, maka dipindahkan lagi untuk merawat pasien Covid-19,” kata dia. []