Jakarta – Tanah longsor terjadi di Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatra Utara, pada Kamis, 26 Agustus 2021 pukul 23.30 WIB. Lima warga meninggal akibat bencana alam ini.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, BPBD Kabupaten Karo menginformasikan dua titik longsor di Kecamatan Kabanjahe dan banjir lahar hujan di Kecamatan Tiganderket. “BPBD setempat mencatat lima warga meninggal dunia, empat luka-luka dan tujuh rumah rusak berat,” katanya dalam siaran pers, Sabtu, 28 Agustus 2021.
Baca Juga: Gunung Merapi Erupsi Efusif Tadi Malam, 18 Desa di Magelang Hujan Abu
BPBD setempat melaporkan bahwa keempat korban luka-luka telah dievakuasi dan dirawat di RSUD Kabanjahe. Sedangkan kelima korban meninggal sudah berhasil dievakuasi dan diserahkan kepada pihak keluarga. Bupati dan Wakilnya meninjau lokasi terdampak longsor yang berlokasi di Laubawang, Kelurahan Padangmas, Kecamatan Kabanjahe. Pihak Humas dan Protokol Pemerintah Kabupaten Karo, Bupati Karo Cory S. Sebayang telah melakukan pelepasan jenazah pada Jumat, 27 Agustus 2021.
Menurut dia, Bupati Karo atas nama Pemkab mengucapkan turut berduka cita atas kejadian bencana tanah longsor yang terjadi di Laubawang ini. Bupati juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras dalam proses evakuasi korban dan penanganan darurat bencana longsor di kawasan itu.
Baca Juga: Lokasi Lima Gempa Berdekatan yang Merusak di Jawa Timur dalam Sejarah
Sementara itu, melihat analisis inaRISK, Kabupaten Karo termasuk wilayah dengan potensi bahaya tanah longsor kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 17 kecamatan berada pada potensi bahaya tersebut, antara lain Kecamatan Kabanjahe dan Tiganderket. Sedangkan prakiraan cuaca kecamatan dari BMKG, wilayah Kabanjahe dan Tiganderket masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan pada hari ini, Sabtu, 28 Agustus 2021.
Menghadapi musim hujan, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang maupun cuaca ekstrem. Masyarakat dapat mengidentifikasi potensi bahaya maupun risiko di sekitar melalui inaRISK maupun portal informasi dari kementerian dan lembaga terkait lainnya. []