Yogyakarta – Tri Wahyuni, warga Tangkilan, Kalurahan Sidoarum, Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman sukses menjadi lulusan terbaik jenjang D3 Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) periode Agustus 2021. Anak buruh tani ini meraih indeks prestasi 3,84 berpredikat cumlaude.
Perempuan kelahiran Sleman, 22 Oktober 1999 ini mengaku butuh perjuangan yang tidak mudah untuk meraih hasil terbaik. Dia harus membagi waktu antara kuliah dan bekerja di sebuah toko bakpia terkenal di Yogyakarta. Maklum dia kuliah atas biaya sendiri. Orang tuanya tidak membiayainya karena dari segi ekonomi tidak mampu.
Saat kuliah Tri Wahyuni bekerja part time, bekerja mulai pukul 15.00 – 21.00 WIB. “Saya beruntung teman-teman mendukung kegiatan saya dalam bekerja dan selalu diberi kemudahan dalam melakukannya,” katanya.
Baca Juga: Anak Petani Sayur asal Kulon Progo Diterima Kuliah Gratis di UNY
Apalagi jarak antara rumah dan kampusnya di Wates Kulon Progo, cukup jauh yang dilaju setiap hari. Dapat dibayangkan perjuangan anak bungsu dari tiga bersaudara itu dalam menempuh pendidikan.
Putri pasangan Tugiyono dan Wagiyem yang berprofesi sebagai buruh tani tersebut mengaku bahwa orang tuanya sangat mendukung keinginannya kuliah.
Alumni SMAN 1 Gamping tersebut lulus pada tahun 2017 namun baru diterima di UNY pada tahun 2018. Jeda waktu satu tahun dimanfaatkannya untuk bekerja di salah satu rumah makan di Yogyakarta. Tri Wahyuni tidak pernah mengikuti bimbingan belajar selama satu tahun itu karena ketiadaan biaya, dan hanya belajar secara online.
Baca Juga: Cerita Buruh Emping Melinjo Sukses Antarkan Dua Anaknya Lulus Cumlaude UNY
Selama kuliah di UNY dia juga tidak pernah meminta uang pada orang tuanya untuk membayar Uang Kuliah Tunggal dan Uang Pangkal Pengembangan Akademik. Semua dibayar dengan hasil keringatnya sendiri selama bekerja di toko bakpia.
Tri Wahyuni diterima di program studi Diploma 3 Manajemen Pemasaran di Fakultas Ekonomi melalui jalur seleksi mandiri. Ia mengaku pada saat mengikuti ujian jalur ini sempat minder karena rerata teman-temannya memilih jenjang sarjana. Namun ia memantapkan diri memilih jenjang diploma agar lekas selesai kuliah untuk meringankan bebannya dalam masalah biaya.
Perjuangannya tidak sia-sia, ia berhasil menjadi lulusan terbaik program diploma dalam wisuda yang dilaksanakan akhir Agustus lalu. Tri berharap dapat melanjutkan program S1 melalui jalur Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) jalur non kependidikan karena tahun ini program tersebut masih diperuntukkan jalur kependidikan.
Baca Juga: Cerita Ririn Susanti, Anak Buruh Tani asal Seyegan Sleman Raih IPK Tertinggi UNY
Ayah Tri Wahyuni, Tugiyono mengatakan, mendukung penuh cita-cita anaknya ini untuk kuliah. Dia mengakui di antaranya ketiga anaknya, Tri yang merupakan putri satu-satunya ini paling memang pintar. “Saya tidak bisa baca tulis oleh karena itu saya akan melakukan segala cara agar anak saya bisa kuliah,” katanya.
Sedangkan Wagiyem mengungkapkan, agar anak bungsunya ini kuliah di UNY. Alasannya dari biaya kuliah terjangkau dibandingkan perguruan tinggi negeri yang lain. Maklum Tri kuliah dari uangnya sendiri dari hasil bekerja di toko bakpia.
Dia mengatakan, dua kakak laki-laki Tri Wahyuni putus sekolah karena ketiadaan biaya. “Kami sekuarga mendukung agaar salah satu anak saya bisa pandai dan bisa mengubah nasib keluarga,” ujar Waginem. []