Yogyakarta – Pandemi corona sudah berlangsung hampir dua tahun. Selama masa pagebluk itu pula sudah terjadi percepatan migrasi dunia digital di kalangan anak muda.
Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mengingatkan, dunia digital seharusnya dimanfaatkan untuk hal-hal positif dan bekreasi, bukan menjadi ajang ngerumpi dan hiburan yang tidak produktif. Semua orang saat ini harus beradaptasi dan dipaksa hidup dalam dunia digital.
Menurut dia, ada peluang dan tantangan dalam dunia digital yang berkembang massif ini. Tantangan dan peluang di dunia digital ini disampaikan saat berbicara dalam seminar daring bertajuk ‘Pengembangan Kewirausahaan pada Masa Pandemi; Digital Marketing &Branding’ yang digelar oleh Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kominfo), Sabtu, 25 September 2021.
Baca Juga: Adi Utarini, Peneliti UGM soal Nyamuk Masuk Daftar 100 Orang Berpengaruh Dunia 2021
Sukamta mengatakan, siapa yang bisa bertahan tidak akan punah. Anak-anak muda zaman sekarang mau tak mau harus bertahan dan terus berkembang. Dunia digital sangat kejam, di dalamnya seolah-olah berlaku hukum alam, hukum besi bahkan diktator. “Semakin banyaknya generasi dan wirausaha muda masuk dalam dunia digital di empat tahun terakhir ini sangat disyukuri,” ungkapnya politisi PKS Dapil DIY ini.
Dia mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) 2017, menyebutkan milenial usia 19-34 tahun yang menjadi wirasusahawan mampu memberikan penghasilan total senilai Rp 11,2 triliun. Dengan adanya pandemi, proses masuk dunia digital mengalami percepatan yang luar biasa.
“Bisnis di dunia digital semakin banyak dan meluas, termasuk sekolah yang dulunya offline dipaksa online. Teknologi informasi diharapkan bisa dioptimalkan untuk kewirausahaan,” kata Sukamta.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Yogyakarta Punya Gerobak Listrik untuk Pelaku UMKM
Ketua Dewan Pakar ISKI yang juga Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Yuliandre Darwis mengatakan, pemanfaatan teknologi digital untuk marketing idealnya disertai riset serta konten yang menarik dan dipercaya. “Namun sering terjadi konten dibuat dengan judul menarik, tetapi begitu dibuka tidak ada apa-apanya. Otomatis model begini akan ditinggalkan,” ucapnya.
Pada kesempatan itu hadir pula pebisnis muda Anom Adi. Dia lebih banyak memaparkan materi seputar start up sekaligus berbagi pengalaman setelah sekian lama malang melintang di dunia digital, mulai dari nol hingga menjadi besar seperti sekarang. []