Desa Wisata di Bantul Yogyakarta Semakin Banyak dan Beragam

  • Whatsapp
pelatihan desa wisata
Wakil Bupati Bantul Joko B Purnomo (tengah) saat hadir dalam pelatihan peserta desa wisata. (Foto: Pemkab Baantul)

Bantul – Sebanyak 40 orang dari 12 pengelola desa di wisata di Kabupaten Bantul, Yogyakarta mendapat pelatihan. Dua belas desa tersebut yang sudah dan akan membentuk desa wisata, yakni Sumbermulyo, Gilangharjo, Bawuran, Sitimulyo, Caturharjo, Baturetno, Srimartani, Pleret, Wijirejo, Panggungharjo, Trimurti, dan Kalurahan Srimulyo.

Hal ini menunjukkan desa wisata di Bumi Projotamansari ini semakin banyak serta beragam. Harapannya warga sekitar desa wisata terdongkrak perekonomiannnya.

Read More

Menurut Kepala Seksi SDM Pariwisata Lina Yulinasari, pelatihan digelar selama empat hari mulai tanggal 27 – 30 September 2021. Dua hari di indoor, satu hari kunjungan lapangan dan satu hari praktek.

“Kunjungan lapangan di Desa Wisata Purwosari, Kabupaten Kulon Progo dan satu hari praktek lapangan di Desa Wisata Wukirsari Kabupaten Bantul,” katanya, Senin, 27 Sepetember 2021.

Baca Juga: Bupati Promosi Obyek Wisata Mangunan Bantul Ibarat Mencicipi Emperan Surga

Peserta pelatihan sebanyak 40 orang perwakilan dari 12 kalurahan yang sudah dan akan membentuk desa wisata yaitu Kalurahan Sumbermulyo, Gilangharjo, Bawuran, Sitimulyo, Caturharjo, Baturetno, Srimartani, Pleret, Wijirejo, Panggungharjo, Trimurti, dan Kalurahan Srimulyo.

Wakil Bupati Bantul Joko B. Purnomo mengatakan, obyek wisata di tingkat kalurahan bukan hanya sebagai tempat untuk refreshing tetapi bisa dipergunakan sebagai wahana edukasi sesuai dengan visi Pemkab Bantul. Dari pelatihan pengelolaan desa wisata ini, harapannya destinasi baru ini cepat dibuka dan dikembangkan, sehingga bisa memberikan kontribusi positif bagi masyarakat setempat.

Baca Juga: Vaksinasi Massal di Objek Wisata Embung Kaliaji Wonokerto Turi Sleman

Dia mengatakan, program pengembangan desa wisata ini bisa memberikan motivasi masyarakat di tingkat kalurahan, jangan sampai desa wisata hanya menguntungkan diri-sendiri atau kelompok tertentu. “Jangan sampai menggunakan bendera desa wisata sebagai alas untuk memperkaya diri-sendiri, hal ini tidak boleh terjadi, saya jamin destinasi wisata itu tidak akan berkembang,” kata dia.

Mantan Anggota DPRD DIY ini mengungkapkan, dipilihnya destinasi wisata Pinus Sari oleh Kementerian Pariwisata menunjukkan manajemen atau pengelolaan yang baik. Dalam waktu dekat, objek wisata Seribu Batu juga akan dibuka untuk uji coba.

Berangkat dari kepercayaan pemerintah pusat kepada kedua desa wisata ini seharusnya mampu memberikan semangat dan pengetahuan kepada pengelola desa wisata yang lain di Kabupaten Bantul. []

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *