Sleman – Seorang ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri di perkebunan Padukuhan Kelor RT 02 RW 25, Kalurahan Bangunkerto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, pada Rabu, 29 September 2021 sore. Kejadian ini sempat menggegerkan warga setempat.
Korban diketahui berinisial NG, 47 tahun, bukan warga setempat, melainkan warga Padukuhan Jetis, Kalurahan Caturharjo, Kapanewon/Kabupaten Sleman. Identitas tersebut diketahui berdasarkan KTP di dompet milik korban yang berada di lokasi kejadian.
Kepala Unit 2 Ranmor Polres Sleman Inspektur Dua Lili Mulyadi mengatakan peristiwa ini pertama kali diketahui oleh saksi Pulio, warga sekitar. Saat itu, saksi hendak mencuci baju di sungai Pleret yang berada di Padukuhan Kelor, Kalurahan Bangunkerto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman.
Baca Juga: Pria di Sleman Ditemukan Gantung Diri di Kandang Ternak Burung Murai
Saat sampai di dekat gubuk tempat kayu bakar, saksi melihat seorang laki laki yang tidak dikenalnya dalam posisi tergantung di depan gubuk tersebut. “Saksi tidak mengenal korban karena bukan warga setempat,” katanya saat di konfirmasi, Rabu, 29 September 2021 malam.
Saksi memberitahukan kepada kepala dukuh setempat atas apa yang dilihatnya. Mendapatkan informasi tersebut, kepala dukuh langsung menghubungi Polsek Turi kemudian diteruskan ke Polres Sleman.
Tak lama berselang petugas Piket Reskrim Polres Sleman dan Piket Identifikasi Polres Sleman serta Piket Reskrim Polsek Turi langsung menuju ke lokasi kejadian. Petuas melakukan pemeriksaan terhadap korban dan diketahui pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan.
Baca Juga: Betapa Kaget Suami di Bantul Mendapati Istri Gantung Diri
Korban meninggal murni gantung diri dengan seutas tali tampar warna biru. Jarak kaki korban ke tanah 30 sentimeter. “Setelah diperiksa Dokter dari Puskesmas tidak ada tanda tanda kekerasan,” ungkapnya.
Petugas mengamankan barang bukti berupa tali tampar, sepda motor Honda Beat warna hitam kombinasi merah bernomor polisi AB 3859 UX beserta STNK-nya serta dompet dan KTP milik korban yang kesehariannya bekerja sebagai buruh harian. “Pihak keluarga menerima dengan kejadian tersebut sebagai musibah,” katanya. []