Kulon Progo – Nyi Ageng Serang, atau dengan nama kecil Raden Ajeng Retno Kursiah Edi, lahir pada 1752 di Desa Serang, Kabupaten Purwodadi, Jawa Tengah. Perempuan yang masih keturunan Sunan Kalijaga ini meninggal di Yogyakarta pada 1828 dan dimakamkan di Kalibawang, Kulon Progo.
Nyi Ageng Serang merupakan pahlawan nasional, namun namanya cenderung terlupakan. Mungkin tidak sepopuler tokoh perempuan atau pahlawan lainnya seperti Raden Ajeng Kartini atau Cut Nyak Dien.
Namun, bagi warga Kulon Progo, nama Nyi Ageng Serang, jasanya selalu dikenang dan diabadikan. Di Bumi Binangun ini, Nyi Ageng Serang dijadikan monumen di tengah ibukota Kulon Progo, Wates, sebagai upaya untuk mengenangnya. Monumen ini berupa patung Nyi Ageng Serang yang menaiki kuda dengan gagah perkasa sambil membawa tombak.
Baca Juga: Monumen Jogja Kembali, Bukti Patriotik Rakyat Yogyakarta untuk Indonesia
Untuk mengenang jasa Nyi Ageng Serang ini, Dinas Kebudayaan Kulon Progo (Kundha Kabudayan) menggelar Sendratari Nyi Ageng Serang pada Jumat 1 Oktober yang disiarkan secara live streaming dari Auditorium Taman Budaya Kabupaten Kulon Progo. Pertunjukan diakses maupun terakses melalui channel YouTube Dinas Kebudayaan Kulon Progo.
Dalam Sendratari mengisahkan Nyi Ageng Serang bersama dengan pribumi melawan penjajah Belanda. pada saat itu, penduduk pribumi dijadikan budak, disiksa secara kejam dan menderita. Di sisi lain ada satu penghianat pribumi bernama Simbar Joyo yang bekerja dengan Pemerintah Belanda. Simbar Joyo bersifat licik dan kejam.
Baca Juga: Mengenang M. Natsir, Sosok yang Menjadikan Indonesia Tetap NKRI
Di tengah-tengah keputusasaan pribumi, hadirlah Nyi Ageng Serang dengan jiwa patriotisme tinggi. Nyi Ageng Serang berhasil mengembalikan semangat perjuangan pribumi untuk melawan penindasan Belanda.
Nyi Ageng Serang dan pasukannya berperang menggunakan siasat cerdas menyamar menjadi semak menggunakan daun talas. Di akhir cerita Nyi Ageng Serang dan pasukan berhasil mengalahkan pasukan Belanda dan Simbar Joyo.
Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Kulon Progo Bambang Tri Budi Harsono mengatakan, acara ini dalam rangka apresiasi seni tari dengan mengangkat sejarah kepahlawanan berupa Sendratari Nyi Ageng Serang yang merupakan pahlawan nasional kebanggaan masyarakat Kulon Progo. “Semoga memberikan motivasi, semangat kepada kita semua insan seni budaya Kulon Progo dari anak-anak, remaja, dewasa hingga para sesepuh,” ucapnya, Jumat, 1 Oktober 2021.
Pagelaran Sendratari Nyi Ageng Serang ini merupakan puncak malam apresiasi seniman dan seniwati Kulon Progo. “Dengan mengembangkan potensi budaya juga apresiasi berupa uang pembinaan, trophy, dan piagam diharapkan mampu membangun, mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kulon Progo,” ucap Bambang.
Baca Juga: Keraton Yogyakarta Memperingati 33 Tahun Wafat Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Pagelaran Sendratari Nyi Ageng Serang didukung dan terselenggara oleh Dana Keistimewaan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Hadir dalam acara ini Bupati Sutejo, Wakil Bupati Fajar Gegana, anggota DPRD Kabupaten Kulon Progo Widianto dan jajarannya menyaksikan melalui live streaming.
Di sela acara juga penyerahan hadiah penghargaan lomba atau festival yang diadakan Dinas Kebudayaan (tingkat kabupaten) dan lomba tingkat provinsi. Apresiasi seni tari dengan mengangkat sejarah kepahlawanan berupa Sendratari Nyi Ageng Serang yang merupakan karya inovasi Dinas Kebudayaan dengan seniman seniwati Kulon Progo yang dipersembahkan pada tahun 2021. []
Artikel kiriman Luciana Bertha Ananda, Mahasiswa Public Relations ASMI Santa Maria Yogyakarta