Yogyakarta – Pada Sabtu, 23 Oktober 2021 pukul 00.32.05 WIB sejumlah daerah seperti Kota Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarawa diguncang gempa tektonik. Gempa susulan terus terjadi dan dirasakan di sejumlah daerah di Jawa Tengah tersebut. Hingga pukul 17.15 WIB, sudah tercatat 23 kali gempa.
Pada gempa pertama, berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam menunjukkan gempa tersebut memiliki magnitudo M3.0. Episenter terletak pada koordinat 7,296 LS dan 110,38568 BT tepatnya di darat pada jarak 13 km arah Barat laut Kota Salatiga dengan kedalaman hiposenter 6 km.
Baca Juga: Tsunami Batavia 1883 dan Pemodelan Tsunami Jakarta Akibat Gempa di Zona Megathrust Selat Sunda
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif.
“Diduga kuat sumber gempa sesar aktif yang menjadi pemicu gempa ini adalah Sesar Merbabu Merapi Telomoyo,” katanya, Sabtu, 23 Oktober 2021.
Baca Juga: Penjelasan BMKG soal Gempa Guncang Barat Daya Gunungkidul Beruntun 21 Kali
Berdasarkan peta tingkat guncangan (shake map) BMKG tampak bahwa dampak gempa berupa guncangan dirasakan di Ambarawa, Salatiga, Banyubiru, dan Bawen dalam skala intensitas II MMI. Guncangan dirasakan orang banyak dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Seluruh rangkaian rentetan gempa ini berpusat di kompleks Gunung Telomoyo yang terletak di wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang. Gunung ini memiliki ketinggian 1.894 m dpl dan merupakan gunung api yang berbentuk strato tetapi belum pernah tercatat meletus. []