Yogyakarta – Rentetan gempa bumi tektonik yang mengguncang Kabupaten Semarang, Salatiga dan daerah lain di Jawa Tengah menyebabkan belasan rumah dilaporkan rusak. Sampai Minggu, 24 Oktober 2021 di Kabupaten Semarang tercatat ada 16 rumah mengalami kerusakan ringan hingga sedang. Kerusakan paling banyak berupa dinding retak. Selain juga dilaporkan atap genting rumah rontok.
Berdasarkan data dari relawan BPBD Kabupaten Semarang, pada Minggu, 24 Oktober 2021 sampai saat ini kerusakan rumah paling banyak di Kecamatan Bawen, yakni ada tujuh rumah mengalami retak dinding. Sedangkan di Kecamatan Jambu ada empat rumah yang dindingnya retak, di Kecamatan Ambarawa ada tiga rumah yang dindingnya retak, serta dua rumah dinding retak di Kecamatan Banyubiru.
Baca Juga: Kejati DIY Tangkap Buronan Korupsi Dana Gempa Bantul Rp315 juta di Bandung
Sejak awal terjadi gempa hingga sampai saat ini, tercatat oleh BMKG berdasarkan montoring sampai dengan 24 Oktober 2021 Pukul 09.00 WIB terjadi 31 kali gempa berskala kecil dan utama. “Sumber gempa sesar aktif yang menjadi pemicu gempa ini adalah Sesar Merbabu-Merapi-Telomoyo,” kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono.
Menurut Daryono, serangkain rentetan gempa utama hingga susulan itu berpusat di kompleks Gunung Telomoyo. Gunung berketinggian 1.894 meter dari permukaan laut itu berada di wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang.
Baca Juga: Warga Meninggal Tertimpa Bangunan Dampak Gempa M5.8 Tojo Una-Una Sulteng
Daryono menjelaskan, dalam catatan sejarah gempa kuat dan merusak di wilayah Salatiga dan sekitarnya pernah mengalami beberapa kali gempa signifikan, yaitu:
a. Gempa Semarang, Salatiga, dan Ambarawa pada 24 September 1849.
b. Gempa Banyubiru, Ambarawa, dan Ungaran pada 17 Juli 1865 di mana gempa ini menyebabkan rumah tembok retak.
c. Gempa Semarang, Ungaran, dan Ambarawa terjadi pada 22 Oktober 1865. Pada keesokan harinya pada 23 Oktober 1865 guncangan gempa kembali terjadi diikuti gemuruh.
d. Gempa Ungaran dan Ambarawa pada 22 April 1866, di mana gempa ini menyebabkan kerusakan bangunan rumah tembok.
e. Gempa Salatiga, Ambarawa dan Ungaran terjadi pada 10 Oktober 1872 di mana guncangan gempa ini menyebabkan kerusakan bangunan rumah tembok.
f. Gempa merusak terakhir adalah peristiwa Gempa Sumogawe, Getasan magnitudo M 2,7 pada 17 Februari 2014 dimana gempa ini merusak beberapa rumah diikuti suara dentuman keras.
Baca Juga: Penjelasan BMKG soal Gempa Guncang Barat Daya Gunungkidul Beruntun 21 Kali
Sementara analisis lokasi terdekat dari pusat gempa di Kabupaten Magelang ada dua kecamatan yang tersebar 12 desa. Yakni Kecamatan Ngablak meliputi Desa Pandean, Keditan, Pagergunung, Seloprojo, Jogoyasan, Girirejo, Ngablak, Sumberjo; serta Kecamatan Grabag meliputi Desa Sambungrejo, Desa Citosono, Desa Banjarsari dan Ngrancah. []