Yogyakarta – Mengapa kuliner di Yogyakarta cenderung manis-manis? Apa karena Yogyakarta dulunya punya banyak pabrik gula (PG)? Terlepas ada hubungannya atau tidak faktanya dulu ada banyak pabrik gula di Yogyakarta.
Untuk wilayah seluas Daerah Istimewa Yogyakarta saja, tercatat ada 19 pabrik gula, dalam bahasa Belanda disebut Suiker Fabriek (SF). Semua kilangnya besar-besar, dilengkapi pelbagai loji, taman dan rel lori yang menyambung ke stasiun penghubung.
Baca Juga: Mengenal Nguras Enceh, Sate Klatak dan Lima Warisan Budaya Tak Benda di Bantul Yogyakarta
Namun, pabrik gula mayoritas sudah dibumihanguskan saat penjajahan Jepang dan perang setelah kemerdekaan saat Belanda ingin menguasai Yogyakarta kembali. Ada pula beberapa sisanya yang menjadi museum, balai desa, sekolah, rumah sakit.
Yang jelas, dari 19 pabrik gula, hanya tinggal satu saja yang masih beroperasi yaitu PG Padokan atau Madukismo yang berada di Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul.
Baca Juga: Cerita Noni Belanda dan Lelembut Lain di Polsek Berbah Sleman
Nah, berikut ini 19 pabrik gula yang pernah ada di Yogyakarta:
1. PG Randoegoenting atau Tjandi Sewu. Lokasi di Kampung Mbabrik, Prambanan, Sleman. Kini yang tersisa bangunan cerobongnya.
2. PG Tandjoengtirto/PG Kalasan. Lokasi di Berbah, Sleman. Masih utuh, tetapi menjadi gudang tembakau.
3. PG Wonotjatoer. Lokasi Wonocatur. Sekarang menjadi Kompleks Bandara Adisucipto di Banguntapan, Bantul. Sekarang menjadi Museum Dirgantara TNI AU.
4. PG Kedaton. Lokasi di Pleret, Bantul. Sekarang menjadi lapangan, belakang pasar Pleret.
5. PG Jeboegan/Bantoel. Lokasi di Kota Bantul. Sekarang menjadi SMP Negeri 1 Bantul yang dibangun di atas tanah bekas pabrik. Telah dibumihanguskan saat perang.
Baca Juga: Khasiat Permen Buah Pepaya Mentah dan Cara Pembuatan Menurut Dosen UNY
6. PG Barongan. Lokasi di Mindi, Sumbermulyo, Jetis, Bantul. Kini menjadi kebun namun bekas-bekas penopong cerobong asapnya masih ada.
7. PG Poendong. Lokasi di Pundong, Bantul. Kini menjadi gedung Rumah Sakit Penyandang Disabilitas.
8. PG Padokan/Madoekismo. Lokasi di di Kasihan, Bantul. Kini masih beroperasi walau sebenarnya bukan pabrik yang lama karena telah dibumihanguskan agar tidak menjadi markas Belanda. Kembali dibangun oleh Sultan HB IX pada 1951.
9. PG Gondanglipoero/Gandjoeran. Lokasi Ganjuran, Bambanglipuro, Bantul. Kini sebagi an menjadi sekolah dan bagian bangunan gereja.
10. PG Gesikan. Lokasi di Wijirejo, Pandakan, Bantul. Sekarang sisa-sasa pondasinya masih terlihat.
11. PG Demakidjo. Loasi di Dowangan, Banyuraden, Gamping, Sleman. Masih tersisa gedung administrator pabrik.
12. PG Tjebongan. Lokasi di Cebongan, Mlati, Sleman. Sekarang menjadi gudang beras.
Baca Juga: Lemper Sanden Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia 2021, Ini Filosofinya
13. PG Beran. Lokasi di Kota Beran, Sleman. Kini menjadi kompleks perkantoran Pemerintah Kabupaten Sleman.
14. PG Medari. Lokasi Caturharjo, Medari, Sleman. Sekarang telah dialihfungsi menjadi pabrik tekstil.
15. PG Rewoeloe. Lokasi sekitar Stasiun Rewulu, Jalan Wates Km 9Argomulyo, Sedayu, Bantul.
16. PG Klatji. Lokasi di Godean, Sleman. Sekarang menjadi SMKN 1 Godean
17. PG Sendangpitoe. Lokasi di Gedongan, Sumberagung, Moyudan, Sleman. Masih tersisa bangunan-bangunan administrator pabriknya, sebagian menjadi kantor balai desa.
18. PG Sedajoe. Lokasi di Sedayu, Bantul.
19. PG Sewoegaloer. Lokasi di Brosot, Galur, Kulon Progo. Sisa-sisa bangunan administrator pabrik masih ada.
(Sumber: sejarahyogja.wordpress.com)