Pandemi Covid-19 di Yogyakarta Mereda, tapi Klitih Kembali Marak

  • Whatsapp
pelaku dan senjata tajam
Ilustasi klitih di Sleman beserta barang bukti. (Foto: Polsek Depok Barat)

Yogyakarta – Pandemi Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta sudah menunjukkan trend penurunan yang signifikan atau mereda. Namun muncul persoalan lain, yakni kenakalan jalanan anak atau yang biasa disebut klitih kembali marak.

Sekretaris Daerah Istimewa Yoggakarta Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, di tengah kasus Covid-19 yang mereda akhir-akhir ini, muncul persoalan lain. Kenakalan dan kejahatan anak jumlahnya justru meningkat. Permusuhan antar kelompok pelajar atau sekolah tampaknya juga masih menonjol.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Klitih Marak Lagi di Yogyakarta, Begini Solusi Menurut GKR Hemas

Menurut dia, dalam kondisi seperti sekarang ini, membutuhkan solusi yang sinergis semua pihak agar efektif. Persoalan kenakalan remaja ini menjadi tanggung jawab bersama.

“Saya berharap, hubungan orang tua dengan sekolah juga bisa semakin erat,” katanya saat hadir dalam Rapat Koordinasi Penanganan Kenakalan dan Kejahatan Jalanan Usia Anak di Daerah Istimewa Yogyakarta di Kompleks Kepatihan, Selasa, 28 Desember 2021.

Baca Juga: Polres Sleman Tangkap Enam Pelaku Geng Klitih yang Bacok Korban di Jalan Kaliurang

Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY, Didik Wardaya mengatakan, pihaknya selama ini sudah melakukan pendampingan kepada anak yang terindikasi menjadi bagian dari kenakalan tersebut. Pendampingan yang dilakukan Disdikpora DIY dibagi menjadi tiga.

Menurut dia, jika kenakalannya tergolong ringan, maka dilakukan bimbingan konseling di sekolah lebih diutamakan. Jika tergolong kenakalan sedang, pendekatan disiplin dilakukan sesuai aturan yang berlaku.

Baca Juga: Warganet Sentil Sri Sultan, Yogyakarta Darurat Klitih Trending Twitter

Untuk tindakan yang tergolong berat, bahkan mendekati tindak kriminal, selain proses hukum, anak juga dititipkan di markas TNI untuk mengikuti pendidikan. “Sekaligus menghapus pikiran-pikiran akibat cuci otak yang biasanya diberikan untuk mempengaruhi anak-anak ini,” ungkapnya.

Dia mengungkapkan, untuk sinergi penanganan persoalan anak ini, Disdikpora DIY memastikan turut berpartisipasi dalam tahap pendidikan karakter. []

Related posts