Penjelasan BMKG soal Embun Upas di Pegunungan Dieng Terjadi Saat Musim Penghujan

  • Whatsapp
Embun upas dieng
Embun upas di Pegunungan Dieng. (Foto: Facebook/Adi Dawet Ayu)

Yogyakarta – Fenomena Embun upas sebenarnya merupakan fenomena yang biasa di bidang meteorologi. Umumnya fenomena ini terjadi pada saat puncak kemarau yakni periode Juni-Juli-Agustus. Namun kenapa bisa terjadi di musim penghujan tahun ini yaitu pada 4 Januari 2022?

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang Sutikno mengatakan, kondisi ini memang merupakan suatu anomali. Pasalnya massa udara pada saat musim penghujan umumnya lembab dan basah serta pengaruh Monsum Asia cukup besar.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Wow, Selama Desember Petir Menyambar Yogyakarta 10.541 kali

Berdasarkan pantauan BMKG dari data AWS (Automatic Weather Station) yang terpasang di Kawasan Candi Arjuna dalam tiga hari belakangan ini memang kondisi cuaca di wilayah pegunungan Dieng didominasi kondisi cerah berawan sehingga pemanasan cukup maksimal.

Pada 1- 4 Januari 2022 menunjukkan curah hujan yang rendah di bawah 1 mm, dengan tutupan awan sedikit (oktasnya rendah), sementara kelembapan udara terjadi perbedaan yang sangat signifikan pada siang hari yang rendah sekitar 75% dan malam-dini hari mencapai diatas 98%, dengan kecepatan angin cenderung lemah/calm (dibawah 5 m/s).

Baca Juga: Penjelasan BMKG Yogyakarta soal Hujan Es di Prambanan dan Tempel Sleman

Dia mengatakan, embun upas biasa terjadi akibat pengaruh menurunnya temperatur terhadap ketinggian dan akan terjadi bila kondisi tutupan awan oktasnya rendah serta perbedaan kelembaban udara maksimum dan minimum cukup lebar pada daerah tersebut. Selain itu juga lebih didominasi angin kecepatan lemah cenderung calm.

“Untuk wilayah dengan vegetasi yang bagus dengan tutupan tanaman rendah potensi terjadi embun upas cukup besar,” kata Sutikno dalam siaran pers, Selasa, 4 Januari 2022.

Baca Juga: Daftar Sejumlah Daerah di Yogyakarta yang Hari Ini Berpotensi Hujan Lebat

Sia menjelaskan hal ini bisa terjadi dapat disebabkan beberapa hal. Misalnya adanya Pusat Tekanan Rendah di Belahan Bumi Selatan Katulistiwa dan pola angin yang terbentuk di wilayah Jawa Tengah divergen (menyebar), sehingga pembentukan awan tidak maksimal dan kecepatan angin cenderung lemah.

Selain itu, cuaca cerah – cerah berawan mendominasi beberapa tempat di wilayah Jawa Tengah termasuk sekitar pegunungan Dieng. Berdasarkan data-data AWS di atas mengindikasikan bahwa dinamika atmosfer lokal di kawasan Dieng dalam rentang waktu tanggal 1-4 Januari 2022 kondisinya mendukung terjadinya embun upas karena hampir serupa saat musim kemarau (Juni, Juli dan Agustus).

“Dengan kondisi dinamika atmosfer seperti ini potensi terjadinya kabut yang bisa meningkat menjadi embun upas sangat besar terjadi,” ungkapnya. []

Related posts