Sleman – Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menaruh perhatian serius berkaitan kejahatan jalanan atau klitih. Bupati memanggil sejumlah dinas terkait dalam penanganan kejahatan yang mayoritas pelaku masih usia remaja ini pada Rabu, 5 Januari 2022.
Sore harinya, bupati memberi dukungan moral kepada korban klitih dengan mendatangi rumahnya. Korban klitih yang didatangi yakni DA, 16 tahun, dan FD, 16 tahun di Kapanewon Depok. Keduanya menjadi korban klitih di Jalan Kaliurang, Kapanewon Ngaglik, pada Senin, 27 Desember 2021 lalu.
Baca Juga: Bupati Sleman Sebut Pelaku Klitih adalah Anak Kreatif, Bukan Nakal
Dalam kunjungannya, Kustini mengaku prihatin atas nasib yang dialami kedua remaja yang masih duduk di bangku sekolah tersebut. Pihaknya juga memberikan bantuan sosial untuk meringankan penyembuhan keduanya.
“Ini keprihatinan kita semua, karena kejahatan jalanan ini masih ada. Saya tidak ingin ada mas DH atau mas FD lainnya lagi yang menjadi korban,” kata Kustini, Rabu, 5 Januari 2022.
Untuk mewujudkannya tentu membutuhkan kerja sama dan tanggungjawab sosial bersama kita semua, pemerintah aparat penegak hukum dan masyarakat,” terang Kustini.
Dia mengungkapkan, masalah ruang berekspresi remaja pelaku kejahatan jalanan ini juga menjadi perhatiannya. Untuk itu pihaknya akan memaksimalkan peran dari organisasi sosial masyarakat yang ada seperti PIKR, Karang Taruna dan sejenisnya untuk menyediakan ruang-ruang tersebut.
Baca Juga: Dua Anak di Bawah Umur Dianiayai Geng Klitih di Sleman, Satu Luka Bacok
“Kita akan arahkan yang positif. Misal ingin menjadi atlet olahraga, kita fasilitasi. Jadi akan banyak ruang berekspresi dan berkreasi yang kita buka. Agar jiwa kreatif anak-anak muda di Sleman bisa dituangkan disitu,” tegas Kustini.
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial, Pemkab Sleman akan membantu pengobatan jika ada korban kejahatan jalanan dari keluarga tidak mampu melalui Dinas Sosial dan Badan Zakat Nasional (Baznas) Sleman.
Baca Juga: Penampakan dan Peran Enam Pelaku Klitih di Jalan Kaliurang Sleman
Disinggung tentang pelaku klitih adalah anak-anak kreatif, Kustini meminta agar media dan masyarakat memahami keseluruhan pernyataannya. “Pahami pernyataan saya secara utuh, jangan sepenggal,” tegasnya.
“Saya bilang kreatif ini bagian dari karakter jiwa seorang remaja yang dalam kasus ini diarahkan pada tindakan yang salah. Makanya akan kita berikan pendampingan, ruang-ruang ekspresi untuk remaja, serta edukasi yang cukup agar remaja yang punya kelebihan khusus bisa terarah pada tindakan positif,” jelas Kustini. []