Bantul – Bagi masyarakat Yogyakarta, merti dusun bukan kegiatan yang asing. Merti dusun merupakan upacara adat yang dilakukan masyarakat dengan cara bersih-bersih di lingkungan tempat tinggal, makan bersama dari hasil bumi hingga terlihat kekompokan dan guyub rukunnya.
Di pengujung acaranya, seperti biasa ditutup dengan doa bersama. Doa dengan penuh pengharapan agar kehidupan ke depan lebih baik dari yang sudah dilalui.
Baca Juga: Merti Dusun Sumberan Pakem Sleman, Merawat Tradisi Leluhur dan Bersyukur
Padukuhan Krebet merupakan salah satu padukuhan yang berkomitmen untuk terus melestariaan atau nguri-uri kebudayaan yang turun temurun dari leluhur ini. Warga padukuhan di Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul ini sudah hampir 73 tahun melakukan kegiatan Merti Dusun. Rutin dilakukan setiap tahunnya.
Kepala Dukuh Krebet mengatakan, kegiatan Merti Dusun ini dilakukan sebagai ucapan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki yang sudah diberikan kepada warga. Selain itu juga mengharapkan perlindungan agar warganya selalu diberikan kesehatan.
“Kegiatan ini juga peninggalan nenek moyang yang harus dilestarikan karena dapat menjadi sarana menjaga gotong royong di tengah masyarakat,” katanya, Sabtu, 15 Januari 2022.
Baca Juga: Penyebab Sapi yang Dinaiki Anak Bupati Sleman Mengamuk Saat Kirab Budaya
Wakil Bupati Bantul Joko B. Purnomo yang hadir dalam acara ini mengapresiasi kegiatan merti dusun di Padukuhan Krebet ini masih lestari. Selain melestarikan budaya, juga menjadi ajang silaturahmi masyarakat untuk mewujudkan kebersamaan dalam rangka pencapaian kesejahteraan masyarakat.
Menurut dia, budaya gotong royong dan kebersamaan ini menjadi pilar terwujudnya visi Kabupaten Bantul yang harmonis, sejahtera, berkeadilan menuju Bantul yang Projotamansari, berbudaya, sejahtera, demokratis, dan agamis.
“Dengan demikian maka masyarakat akan memiliki rasa handarbeni kepada padukuhan dan saling tolong menolong untuk mewujudkan kebersamaan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan,” kata dia. []