Sejarah dan Nama Ruang di Kompleks Kepatihan, Bangunan Milik Keraton Yogyakarta

  • Whatsapp
bangsal kepatihan
Bangsal yang berada di Kompleks Kepatihan Yogyakarta. (Foto: KratonJogja)

Yogyakarta – Kompleks Kepatihan merupakan satu dari sekian banyak cagar budaya yang ada di Yogyakarta. Bangunan yang berada di sumbu filosofi Tugu – Panggung Krapyak ini milik Keraton Yogyakarta.

Kompleks Kepatihan didirikan pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792). Pada awal berdirinya, bangunan yang secara administratif berada Kampung Suryatmajan, Kemantren Danurejan, Kota Yogyakarta ini berfungsi sebagai kantor sekaligus tempat tinggal Pepatih Dalem.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Keraton Yogyakarta Gelar Labuhan Alit di Parangkusumo Bantul

Jabatan Pepatih Dalem tersebut ada karena Kasultanan Yogyakarta meneruskan gaya pemerintahan Kerajaan Mataram Islam. Jabatan ini setingkat perdana menteri dan pejabatnya bergelar Danureja.

Selain menjadi pejabat Kasultanan, Pepatih Dalem juga menjalankan fungsi sebagai penghubung kasultanan dengan pihak pemerintah kolonial. Dalam pemerintahan kolonial, jabatan Pepatih Dalem disebut juga sebagai rijkbestuurder.

Gedhong Wilis
Gedhing Wilis, bangunan tertua di Kompleks Kepatihan Yogyakarta. (Foto: KratonJogja)

Bangunan atau ruang tertua yang ada di Kompleks Kepatihan adalah Gedhong Wilis. Saat ini, Gedhong Wilis digunakan sebagai ruang kerja dan tempat menerima tamu Gubernur Daerah Istimewa. Dahulu, Gedhong Wilis merupakan tempat tinggal Pepatih Dalem beserta keluarganya. Bangunan ini ada di sisi barat laut Bangsal Kepatihan.

Sebagaimana arsitektur tradisional Jawa, terdapat Dalem Ageng yang saat ini berfungsi sebagai ruang rapat Gubernur DIY. Sedangkan Ruang Gadri atau serambi belakang yang berfungsi sebagai area bersantap. Saat ini Gadri menjadi ruang rapat yang lebih kecil.

Baca Juga: Memperingati Takhta Sri Sultan HB X ke-33, 15 Kereta Pusaka Dipindah ke Pagelaran

Pendapa atau bangunan inti Bangsal Kepatihan sejak dulu hingga sekarang digunakan sebagai tempat perayaan pernikahan putra-putri Sultan setelah menjalani upacara panggih di keraton. Selain itu, berbagai acara resmi dan perjamuan oleh Gubernur DIY maupun Wakil Gubernur DIY juga digelar di tempat ini. (KratonJogja)

Related posts