Curhat dan Harapan Peternak Bebek di Kulon Progo

  • Whatsapp
peternak bebek
Subatin, peternak bebek di Kaliagung, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. (Foto: Taufik Hidayat)

Kulon Progo – Pandemi Covid-19 berdampak buruk bagi perekonomian warga, seperti peternak bebek di Kulon Progo, Yogyakarta yang mengaku sulit untuk mempertahankan usahanya. Harga pakan mahal menjadi salah satu penyebabnya.

Peternak bebek, Subatin di Kaliagung, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, menuturkan harga bebek potong cenderung lebih mahal dari harga normal diakibatkan harga pakannya lebih mahal dari biasanya. Dengan meningkatnya harga bebek potong mengakibatkan penurunan permintaan terhadap bebek tersebut.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Yuniar Siswandono, Perjuangan Panjang Peternak Ayam Kampung Sukses asal Klaten

“Kalau telur bebek harganya masih cenderung stabil, tapi untuk harga bebek potong sedikit mengalami kenaikan soalnya harga pakannya mahal,” tutur Subatin, Jumat, 25 Februari 2022.

Melonjaknya harga pakan bebek mengakibatkan naiknya harga bebek potong sehingga Subatin memfokuskan penjualan telur bebek yang harganya relatif lebih stabil. “Untuk sekarang, saya lebih memfokuskan kepada penjualan telurnya, karena harganya lebih masuk di pasaran. Harga telurnya tidak ada kenaikan yang besar jadi saya masih bisa mengandalkan dari penjualan telur ini,” ujarnya.

Baca Juga: Pemkab Sleman Beri Hadiah untuk Sapi yang Melahirkan Anak Kembar

Dia mengaku bisa bertahan dikarenakan harga telur bebek yang masih masuk dalam pasaran dengan membagi menjadi tiga kategori telur untuk dijual di pasaran. “Saya masih tertolong dengan harga telur yang masih masuk pasaran, harga telur saya bagi menjadi tiga kategori yaitu kategori A dijual dengan harga Rp2.000 per butir, B dijual harga Rp1800 per butir, dan yang C dijual harga Rp1.500/ butir,” jelasnya.

Subatin berharap harga pakan bebek segera turun sehingga peternakan bebek yang dikelolanya bisa berjalan. Selain itu juga berharap harga bebek potong kembali normal.

Baca Juga: Diduga Hewan Misterius Menyerang Kambing di Gunungkidul, 5 Ekor Mati

“Kalau harga pakan terus seperti ini saya susah. Padahal bebek potong saya sudah siap dijual tetapi saya tidak berani menjualnya dengan harga normal. Kalau dipaksakan dijual dengan harga normal, saya rugi. Tapi kalau harganya dinaikkan, peminatnya kurang. Semoga ke depan harga pakan ini bisa turun,” kata dia. []

Penulis artikel: Taufik Hidayat, mahasiswa jurusan Manajemen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.

Related posts