Yogyakarta – Komunitas Obar-Abir yang beranggotakan 1.800 orang siap memberantas kejahatan jalanan atau yang sering disebut klitih. Aksi klitih ini sudah meresahkan warga Yogyakarta, terakhir bahkan sampai menimbulkan korban jiwa, seorang pelajar SMA swasta asal Kebumen, Jawa Tengah.
Ketua Obar-Abir Yogyakarta Acun Hadiwijoyo mengatakan komunitas memiliki anggota 1.800 orang dari berbagai elemen. Anggota berasal dari berbagai prajurit inti dan prajurit simpatisan. “Komunitas Obar-Abir akan melakukan ronda di jalanan untuk mencegah aksi klitih,” katanya saat deklarasi di Sewon, Bantul, Selasa, 5 April 2022 malam.
Baca Juga: Polda dan Pemda DIY Duduk Bersama Berantas Klitih, Ini Langkahnya
Dia mengatakan, klitih ini sudah meresahkan masyarakat. Beberapa pelaku yang ditangkap dilepas dengan dalih di bawah umur maupun belum melakukan penganiayaan dan berbagai hal lain. “Kondisi itu membuat aksi kejahatan jalanan semakin merajalela,” katanya.
Ndoro Acun, sapaan akrabnya, mengungkapkan, Komunitas Obar-Abir bukan untuk menyaingi kepolisian. “Kami siap bersinergi bahu membahu memberantas klitih untuk mewujudkan Yogyakarta yang aman, nyaman dan tentram,” ujarnya.
Baca Juga: Dikejar Warga, Tiga Bocah Klitih Kecelakaan Tunggal di Sleman
Kerabat Keraton Yogyakarta ini mengatakan, anggota Obar-Abir setiap malam melakukan ronda malam di jalanan. Mereka melakukan cara-cara tersendiri dalam mengantisipasi klitih. “Kami sepakat untuk berantas klitih di Yogyakarta,” katanya.
Prajurit Klitih Sinyo menambahka, klitih telah menimbulkan rasa tidak nyaman di masyarakat Yogyakarta, begitu juga wisatawan juga berpikir ulang kalau mau berwisata di Kota Pelajar ini. Agar Yogyakarta menjadi nyaman, semua warga harus ikut membasmi klitih. “Klitih telah meresahkan masyarakat dan wisatawan,” ujarnya.
Baca Juga: Kronologi Lengkap Pelajar Meninggal Korban Aksi Klitih di Kota Yogyakarta
Di tempat yang sama, Fandi dari Komunitas Macan Kecil beranggapan, kejahatan jalanan sebenarnya sudah ada sejak lama. Namun saat ini kembali muncul yang dilakukan anak-anak remaja yang sedang mencari jati diri.
Menurut dia, jika ingin memberantas klitih harus diawali dari pemberantasan narkoba. “Para pelaku ini kerap mengonsumsi pil, miras sebelum beraksi agar punya nyali saat beraksi di jalanan,” katanya. []