BacaJogja – Pagelaran festival musik di Indonesia kian menjamur belakangan ini. Kehadiran festival musik membuka jalan bagi setiap orang untuk terlibat sebagai relawan (volunteer).
Bagi masyarakat Jogja, festival musik sekelas Prambanan Jazz dan Cherry Pop Festival tentu sudah tidak asing lagi. Setiap tahunnya, festival-festival tersebut selalu mampu memikat hati para penikmat musik.
Dengan banyaknya band yang tampil di setiap festival, jumlah orang yang terlibat untuk menunjang kelancaran acara pun meningkat. Oleh karena itu, kehadiran relawan di setiap festival musik memberikan kekuatan baru demi terselenggaranya acara tersebut.
Baca Juga: Festival Kebudayaan Yogyakarta 2024: Menguatkan Nilai Budaya dalam Dinamika Zaman
Adanya relawan juga membuka peluang untuk menjalin jaringan (networking) di dalamnya. Hal ini diungkapkan oleh Nasywa, salah satu mahasiswa Jogja yang telah menjadi relawan di 14 event musik di Yogyakarta.
Ia mengaku mulai menyukai konser musik sejak tahun 2022. Dari situlah ia mulai rutin mengikuti event musik sebagai relawan.
“Awalnya, aku terlibat sebagai media relations pada sebuah event musik jazz di Jogja karena sedang magang di sana. Ide untuk menjadi relawan muncul karena banyak teman-teman yang juga senang berrelawan di tempat magang tersebut, ingin mendapatkan pengalaman langsung di industri musik yang aku minati,” jelasnya saat diwawancara pada Jumat, 11 Oktober 2024.
Baca Juga: BPKH Limited Gandeng Sidra Capital untuk Kelola 5 Hotel di Arab Saudi
Dari pengalaman menjadi relawan, Nasywa menyatakan banyak keuntungan yang didapat, salah satunya adalah membangun jaringan dengan para pegiat di industri kreatif.
“Menjadi relawan di festival musik memberikan banyak manfaat berharga, terutama dalam hal pengalaman dan jaringan. Sebagai relawan, kita mendapatkan kesempatan untuk terlibat langsung di balik layar, melihat bagaimana sebuah festival diatur dan dijalankan,” jelasnya.
Menurut dia, hal ini memberikan wawasan praktis tentang manajemen acara dan kerja tim dalam skala besar. Selain itu, juga bisa membangun jaringan dengan orang-orang dari industri musik, media, dan komunitas kreatif, yang dapat membuka peluang karir di masa depan. “Pengalaman ini juga meningkatkan keterampilan seperti manajemen waktu, komunikasi, dan pemecahan masalah, yang berguna dalam berbagai aspek kehidupan,” ungkapnya.
Baca Juga: Pemkab Sleman Buka 589 Formasi PPPK Tahun 2024, Cek Syarat dan Kriterianya!
Namun, menjadi relawan juga memiliki tantangan tersendiri, terutama bagi mahasiswa yang kini sudah menginjak semester akhir.
“Tentu saja, ada tantangannya. Jadwal yang padat dan tuntutan untuk bekerja keras dalam waktu singkat bisa menjadi cukup melelahkan. Kadang, kita harus siap bekerja berjam-jam tanpa banyak istirahat, terutama menjelang dan selama acara berlangsung,” katanya.
“Namun, bagi aku, tantangan ini justru memberikan pelajaran tentang manajemen waktu dan cara menjaga stamina. Ketika acara berakhir dan kita melihat keberhasilan festival, ada rasa puas tersendiri yang sangat sulit dijelaskan,” jelas Nasywa. []
Artikel Kiriman Dien Yafi
Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY