BacaJogja – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia selama kurang lebih dua tahun terakhir memberikan dampak yang signifikan di setiap sektor kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial, keamaanan, kebudayaan, keagamaan, dan lainnya.
Pemerintah hingga kini masih berupaya untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 serta dampak yang ditimbulkan. Dalam rangka mencapai hal itu, berbagai kebijakan juga dirumuskan dan diberlakukan oleh pemerintah seperti PPKM. Kebijakan ini membuat kegiatan masyarakat serta terbatas.
Baca Juga: Festival Ramadan Kaliurang Sleman, Perpaduan Kuliner dan Hiburan
Dampak selanjutnya perekonomian warga terpuruk. Banyak usaha yang bangkrut dan gulung tikar akibat biaya bahan baku dan biaya operasional yang tidak seimbang dengan omzet yang peroleh.
Hal ini dialami oleh Koiyrah, pemilik UMKM Distro Boxbod di Timoho, Kota Yogyakarta. Perempuan berumur 26 tahun ini mengungkapkan, sama seperti pengusaha yang lain, UMKM miliknya juga terkena dampak pandemi Covid-19.
Koiyrah mengatakan, UMKM Distro Bixbox yang dikelolanya sudah tidak terarah lagi karena pemasukan yang diperoleh sangat mimim dan jauh dari target. “UMKM sekarang banyak yang tutup, saya dipaksakan untuk bertahan dengan keadaan dan situasi pandemi yang tidak tahu sampai kapan karena tidak punya pilihan lagi walaupun omzet tidak maksimal,” ungkap Koiyrah saat diwawancarai pada Selasa, 14 April 2022.
Ia juga menambahkan situasi dan kondisi ini membuat pola hidup masyarakat dibatasi sehingga warga sulit untuk menjalankan usaha dan belum bisa berpikir tentang apa yang harus dilakukan untuk keluar dari pandemi yang masih berlangsung hingga kini.
Baca Juga: Pemkab Sleman Gelar Ramadan Great Sale, Cashback hingga 50 Persen
Kondisi ini menempatkan pelaku UMKM dalam situasi yang kurang berdaya. Untuk itu dibutuhkan strategi pemberdayaan bagi pelaku UMKM.
Tiga Strategi Pemberdayaan UMKM
Mengutip Jim Ife (2008: 510), ada tiga strategi dalam mencapai pemberdayaan. Pertama, pemberdayaan melalui kebijakan dan perencanaan. Pemberdayaan melalui kebijakan dan perencanaan dicapai dengan mengembangkan struktur-struktur dan lembaga untuk mewujudkan akses yang lebih adil kepada sumber daya atau berbagai layanan dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.
Menggunakan kebijakan ekonomi untuk mengurangi pengangguran dapat dilihat sebagai pemberdayaan dalam konteks bahwa hal ini meningkatkan sumber daya, akses, dan kesempatan bagi masyarakat. Memberikan sumber daya yang cukup dan aman kepada rakyat juga merupakan strategi pemberdayaan yang penting.
Baca Juga: Start-Up BukuWarung Dukung UMKM Yogyakarta Go Digital, Ini Keunggulannya
Kedua, pemberdayaan melalui aksi sosial dan politik menekankan pentingnya perjuangan dan perubahan politik dalam meningkatkan kekuasaan yang efektif. Tetapi, ia menekankan pendekatan aktivis dan berupaya untuk memungkinkan masyarakat meningkatkann kekuasaannya melalui bentuk aksi langsung atau dengan memperlengakapi mereka agar lebih efektif dalam arena politik.
Ketiga, pemberdayaan melalui pendidikan dan penyadaran. Pendidikan dan penyadaran menekankan pentingnya suatu proses edukatif dalam melengkapi masyarakat untuk meningkatkan keberdayaan mereka. Hal ini berarti bahwa memasukan gagasan-gagasan peningkatan kesadaran, membantu masyarakat memahami struktur operasi, memberikan masyarakat kosakata dan keterampilan untuk bekerja menuju perubahan yang efektif dan seterusnya. []
Tim penulis artikel: Dosen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa : Aulya Rosalina, S.E, M.M dan Mahasiswa Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, Semester 6 Prodi Manajemen: Eventinus Darman Tangkur, Cella Cnosta, Baiq Nurhidayati.