BacaJogja – Perempuan punya peran peranan penting menyokong perekonomian nasional. Kementerian Koperasi dan UKM mencatat mayoritas atau 64,5 persen dari pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) adalah perempuan. Sektor UMKM berkontribusi 61,9 persen pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2021.
Lucky Anggraini, seorang payment agent ini adalah satu dari jutaan perempuan Indonesia yang merasakan penjualannya menurun selama pandemi. Namun, momen tersebut justru digunakan untuk mendigitalisasi usahanya dan menjadi bagian dari jutaan pelaku usaha UMKM yang mencari cuan dengan bantuan BukuWarung.
Baca Juga: Lowongan Kerja BPR di Jogja, Minim Lulusan D3 Semua Jurusan
Dia menceritakan, mulai menggunakan fitur pencatatan dan kasir dari BukuWarung sejak 1,5 tahun lalu. Fasilitas kasir juga dapat dihubungkan dengan printer thermal agar bisa langsung mencetak struk dengan efisien. “Kalau dulu coret-coret saja catatannya, sering lupa taruh di mana. Sekarang otomatis dan praktis tinggal lihat handphone saja,” katanya.
BukuWarung merupakan perusahaan teknologi yang menyediakan infrastruktur digital bagi lebih dari 7 juta UMKM pengguna di Indonesia. Berdiri sejak 2019, BukuWarung memiliki visi untuk memberdayakan lebih dari 65 juta UMKM di Indonesia untuk sadar finansial.
Baca Juga: Gelombang 29 Kartu Prakerja Sudah Dibuka, Ini Cara Dapat Rp600.000 per Bulan
Pemilik toko hijab di Jakarta Timur ini mengatakan, kemudahan pencatatan merupakan opsi yang hemat karena tidak perlu membeli buku catatan. Fitur tersebut juga meringankan beban pekerjannya dan mengurangi human error dalam pembukuan.
Pencatatan pembukuan UMKM secara manual menyebabkan pemilik usaha sulit mengetahui alur kas, serta laba-rugi usahanya. Hal ini membuat UMKM menjadi kelompok yang beresiko bagi program pembiayaan perbankan.
Padahal pembiayaan merupakan salah satu masalah UMKM hingga saat ini. Di satu sisi, pemilik usaha membutuhkan pinjaman usaha, tapi di sisi lain mereka belum memenuhi syarat mengajukan pinjaman karena tidak memiliki agunan, tidak memiliki izin usaha, serta tidak memiliki pembukuan usaha.
Akibatnya, pembiayaan untuk UMKM masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan usaha besar. Hingga saat ini, pembiayaan UMKM melalui perbankan hanya 20 persen dari pembiayaan nasional.
Lebih Mudah Dapat Pinjaman Bank
Namun karena pembukuan Lucky telah tercatat secara digital dengan rapi, maka mendapatkan pinjaman perbankan untuk mengembangkan usahanya. Dengan tambahan dana yang didapatkan, Lucky berharap usahanya tahun ini akan lebih berkembang, terutama karena situasi pandemi di Indonesia semakin membaik.
“Tahun lalu usaha saya benar-benar sepi karena pandemi sedang tinggi-tingginya. Kalau sekarang sudah mulai normal lagi, yang belanja banyak,” ucap Bu Lucky.
Baca Juga: Tips Mengelola Keuangan dengan Bijak Saat Musim Lebaran
Selain menggunakan fitur pencatatan, Lucky juga menggunakan fitur transfer pembayaran sebagai layanan favoritnya. Terkadang ada pelanggan yang memintanya untuk menjadi perantara untuk transfer uang dengan mobile banking dan menerima imbalan. Dari jasa ini Lucky memperoleh pendapatan tambahan.
“BukuWarung bisa transfer dana ke berbagai bank, tanpa limit. Ini salah satu aplikasi yang paling bagus menurut saya karena sampai saat ini belum ada app lain yang bisa transfer dalam jumlah besar,” ucapnya.
Baca Juga: Info Lowongan Kerja PT Intan Pariwara Klaten Lulusan SMA
Lucky tidak menyerah walau melalui masa yang sulit. Justru menjadikan layanan transfer sebagai pemasukan andalannya. “Usaha berjalan lancar dan Alhamdulillah omzet juga bagus,” katanya.
Setelah bergabung dengan BukuWarung, Lucky merasakan peningkatan produktivitas dan pendapatan dalam kegiatan sehari-harinya. Selain memiliki lebih banyak akses untuk mengajukan pendanaan. “Customer Service BukuWarung juga cepat dalam menanggapi masalah jadi membuat usaha semakin mudah,” tuturnya. []