BacaJogja – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Buya Syafii Maarif. Ucapan duka cita disampaikan saat Khofifah mendatangi rumah duka Ketua Umum PP Muhammadiyah ke-13 ini di Nogotitro, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Sabtu, 28 Mei 2022.
Menuruf Khofifah, wafatnya Buya Syafii menjadi duka mendalam bagi bangsa Indonesia, tidak hanya warga Muhammadiyah saja. “Kita semua kehilangan sosok intelektual, ulama karismatik dengan pikiran-pikiran besar yang selama ini selalu menyejukkan,” katanya.
Baca juga: Jokowi Menyalatkan Buya Syafii Maarif di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta
Khofifah melihat sosok Buya Syafii Maarif ini pasti sangat banyak kekuatan-kekuatan politik yang ingin mendapatkan legitimasi atau justifikasi tertentu dari Buya. Namun sosok Buya mampu menjaga equidistant dengan kekuatan politik tersebut.
Dia menganalogikan sosok Buya Syafii Maarif, seperti ikan di lautan air laut itu asin, tapi ikan itu tidak terkontaminasi dengan asiinya air laut. “Artinya, Buya bisa menjadi payung dari sangat banyak kekuatan politik, kekuatan sosial, kekuatan keagamaan. Ini bentuk komitmen yang luar biasa besar dar Buya menjaga kebhinekaan di dalam ke persatuan dan persatuan,” jelasnya.
Baca juga: Buya Syafii Maarif di Mata Kapolri Jenderal Sigit Listyo Prabowo
Khofiah mengatakan, salah satu ciri Bapak Bangsa adalah selalu ingin negerinya dalam suasana yang damai sejuk dan penuh persatuan. Tokoh dnegan pemikiran yang mampu membangun suasana yang damai dan bersatu, kedamaian dan kebersatuan. “Buya adalah satu dari tokoh-tokoh bangsa yang dimiliki oleh negeri ini, sehingga kita kehilangan sekali kepergian beliau,” jelasnya.
Menurut dia, pada saat-saat seperti ini, sangat banyak referensi pemikiran Buya yang dibutuhkan untuk mengawali bangsa dan negara Indonesia. “Maka tugas kita adalah bagaimana bisa menjaga dan menindaklanjuti dan terus bisa menjalankan pikiran-pikiran Buya untuk menjaga integritas dari seluruh warga bangsa supaya suasana sejuk damai penuh persatuan persaudaraan tetao terjaga,” jelasnya.
Baca juga: Profil Ketua Umum PP Muhammadiyah ke-13 Buya Syafii Maarif, Wafat karena Serangan Jantung
Lebih lanjut Khofifah mengatakan, saat di rumah duka tadi sempat berbincang lama dengan istri Buya, Umi Nur Khalifaf. “Sang istri memiliki kemandirian luar biasa dalam menjalankan kehidupan baik di domestik maupun publik yang luar biasa. Kemandirian bukan hanya diceritakan atau dinarasikan tapi dijalankan oleh beliau.
Selain itu, Khofiah mendengar cerita dari Umi Nur Kholifah, di mana koleksi buku milik Buya yang sangat banyak. Koleksi buku itu akan dihibahkan ke salah satu sekolah Mualimin di Yogyakarta.
“Tadi saya mohon, kalau bisa ada sebagian buku untuk dihibahkan ke salah satu pesantren di Karangasem di Lamongan. Supaya ruh dari semangat untuk mencari ilmu dan kemudian meluaskan wawasan dan pikiran mendedikasikan terbaik untuk kemaslahatan umat bangsa dan negara itu tersemai,” jelasnya. []