BacaJogja – Hari Batik Nasional diperingati tiap 2 Oktober. Banyak hal dilakukan untuk menyemarakkannya. Salah satunya aksi unik yang dilakukan pelajar SMP N 1 Bantul pada Minggu, 2 Oktober 2022.
Mereka dengan percaya diri lenggak-lenggok peraga busana di lorong lapak pedagang Pasar Bantul. Ada 22 pelajar turut meramaikan event ini. Tentunya aksi mereka menjadi fokus perhatian pedagang.
Terlihat sejumlah pengunjung pasar yang sejang berbelanja menghentikan tawar menawarnya pada pedadang. Mereka menikmati sajian busana batik tulis yang diperagakan para pelajar di Bumi Projotamansari ini.
Baca Juga: Cerita Batik Indah Malioboro Berjualan Lewat WhatsApp untuk Bertahan
Kepala SMP N 1 Bantul, Heri Prasetya mengatakan, kegiatan dilakukan untuk memperingati Hari Batik Nasional 2022 sekaligus kampanye mencintai batik sebagai budaya bangsa. Fashion show ini rutin dilakukan tiap tahunnya. “Sempat berhenti dua tahun karena pandemi, biasanya di jalan-jalan protokol, tapi tahun ini kita mencoba di pasar,” katanya.
Dia mengatakan, tujuan lain kegiatan ini untuk meningkatkan kepercayaan diri pelajarnya, termasuk memberi kebanggan karena busana yang diperagakan merupakan batik hasil karya siswa.
Baca Juga: Widodo Makmur Perkasa dan Dompet Dhuafa Gelar UMKM Festival di Klaten
Dalam peragan busana ini, accata dibuka dengan sajian Tari Kursi yang juga dilakukan oleh siswa. Gamelan sengaja disiapkan dan ditabuh bersama guru pembimbing untuk mengiringi peragaan busana. “Di sekolah kami, ada pendampingan khusus untuk meningkatkan kapasitas siswa dalam bidang seni budaya, termasuk membatik, tari, dan gamelan,” imbuhnya.
Guru pendamping, Nur Budi menyebut pelajaran membatik diberikan kepada siswa kelas IX sebanyak dua jam dalam sepekan. Dari 320 siswa jenjang tersebut kemudian membentuk kelompok membatik beranggotakan 10 orang. Setiap kelompok nantinya akan menghasilkan 1 lembar kain batik.
Baca Juga: Menengok Geliat Produksi Rumah Batik Jinggar Kota Yogyakarta
Para pelajar dibuat kelompok agar waktu bisa efektif. Setiap semester bisa menghasilkan 32 kain batik dari seluruh kelompok itu,” katanya.
Waka Urusan Kesiswaan ini menambahkan, proses membatik tulis membutuhkan waktu yang cukup panjang. Meskipun corak batik yang diproduksi relatif sama, namun menurutnya setiap siswa akan memiliki karakter goresan yang berbeda. “Harapannya setelah dasar-dasar membatik bisa dipahami, selanjutnya para siswa ini akan mengambangkan sendiri sesuai keinginan,” pintanya.
Abdillah Alya Wardani, siswa kelas IX ini mengaku sempat grogi berlenggok dihadapan para pedagang dan pengunjung pasar. Dia sebelumnya juga tidak menyangka fashion show akan disaksikan pedagang dan pengunjung pasar sebanyak itu. “Kami hanya berlatih satu hari, tapi bersyukur sekali fashion show lancar dan banyak yang nonton,” katanya.
Baca Juga: Perajin Batik di Kulon Progo Galang Dana Ciptakan Motif Gunung Semeru
Siswa SMP N 1 Bantul lainnya, Clarisa Fanesa Zahra, mengaku bangga bisa memperagakan batik hasil karya siswa di tengah-tengah keramaian pasar. Ini merupakan pengalaman pertama yang berkesan. “Saya awalnya tidak menyangka akan memperagakan seperti ini, tapi senang juga karena semua bisa melihat karya kami di sekolah,” katanya.
Kabid Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Disdikpora Bantul, Retno Yuli Astuti mengatakan, pelajaran muatan lokal membatik sudah dilakukan oleh sejumlah sekolah. Namun, masih diperlukan inovasi lebih lanjut untuk meningkatkan hasilnya.
Dia mengatakan, SMP N 1 Bantul yang menggelar menggelar fashion show itu merupakan ide cemerlang. Siswa tidak hanya diajari produksi tapi juga promosi kain batik itu sendiri. []