BacaJogja – Badan Meteoroologi Klimatologi dan Geofisika mengimbau warga tetap awspada terhadap cuaca ekstrem yang berpeluang terjadi di Daerah Istimwa Yogyakarta (DIY) dalam tiga hari ke depan. Terhitung mulai Senin hingga Rabu, 10-12 Oktober 2022.
Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta International Airport (YIA) BMKG Warjono mengatakan, berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, anomali suhu muka laut positif wilayah Laut Jawa dan Samudera Hindia selatan Jawa yakni + (1 – 3) °C serta aktifnya gelombang Rossby Ekuator di wilayah pulau Jawa dan didukung adanya wilayah belokan angin (shearline).
Baca Juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem 10-16 September 2022
Kondisi tersebut dapat menyebabkan adanya peningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah D.I Yogyakarta. Profil vertikal kelembapan udara yang relatif cukup tinggi mencapai 90 persen dan labilitas lokal yang cukup kuat turut berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, BMKG DIY memprakirakan potensi curah hujan dengan Intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang untuk periode 10 – 12 Oktober 2022 dapat terjadi di wilayah DIY sebagai berikut:
Senin, 10 Oktober 2022
Kota Yogyakarta, Sleman, Kulon Progo bagian Utara, dan Bantul bagian Utara.
Baca Juga: Daftar Daerah di Indonesia Potensi Hujan Lebat, Angin Kencang dan Banjir Hari Ini
Selasa, 11 Oktober 2022
Kota Yogyakarta, Sleman, Kulon Progo, Bantul bagian Utara, dan Gunungkidul bagian Utara.
Rabu, 12 Oktober 2022
Kota Yogyakarta, Sleman, Kulon Progo bagian Utara, Bantul bagian Utara, dan Gunungkidul bagian Utara.
Baca Juga: Yogyakarta Waspada Cuaca Ekstrem Tiga Hari ke Depan
Warjono mengatakan, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari ke depan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi.
“Potensi itu berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi,” jelasnya. []