5 Kasus Gagal Ginjal Akut Misterius di DIY Meninggal, Ini Gejalanya!

  • Whatsapp
ilustrasi ginjal
Ilustrasi ginjal. (Foto: Kompas)

BacaJogja – Lima dari 13 kasus gagal ginjal akut ‘misterius’ di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meninggal. Dari lima kasus meninggal ini, empat di antaranya usia balita. Data ini dari Dinas Kesehatan DIY sampai Oktober 2022 ini.

Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie mengatakan, kasus di DIY yang terdeteksi selama tahun ini jumlahnya 13 orang. Dari 13 kasus, 10 di antaranya untuk penyebabnya tidak diketahui atau unknown etiology. Sedangkan tiga kasus karena multisystem inflamatory syndrome in children.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: 13 Kasus Gagal Ginjal Akut Misterius di DIY, 5 Meninggal

“Banyaknya kasus gagal ginjal akut yang bahkan tidak diketahui penyebabnya ini membuat penyakit ini dinamai misterius,” ujar Pembajun kepada awak media, Selasa, 18 Oktober 2022.

Menurut ada beberapa gejala yang mengarah pada gagal ginjal akut misterius ini. Hal yang jelas gejala awal yang dialami yakni batuk pilek, muntah atau demam karena adanya infeksi.

Baca Juga: Pemenuhan Asupan Protein Hewani Sejak Masa Kehamilan Solusi Cegah Stunting

Hal yang perlu diperhatikan yakni gejala berkurangnya volume urine yang biasanya terjadi di hari ketiga hingga kelima. “Jika sudah ada tanda-tanda penurunan jumlah urine, kami imbau pasien segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat,” tegasnya.

Pembajun mengatakan, penurunan jumlah urine dan penurunan kesadaran merupakan faktor utama yang harus diwaspadai dalam kasus gagal ginjal akut misterius ini.

Jika gejala utama ini sudah terjadi, pasien harus segera mendapat pertolongan agar nyawa pasien bisa segera diselamatkan. “Kasus-kasus meninggal diperkirakan juga karena faktor keterlambatan pertolongan kesehatan,” ungkapnya.

Baca Juga: Empat Langkah Penting Penanganan Hepatitis Akut

Pembajun mengimbau para orang tua khusunya yang punya anak balita untuk meningkatkan kewaspadaan. Di sisi lain, masyarakat tidak perlu galau, khawatir berlebihan atau panik. “Jika ditemukan gejala-gejala yang disebutkan tadi, harus segera mencari pertolongan ke fasyankes,” kata dia.

Dia juga meminta kepada fasyankes di DY apat meningkatkan kewaspadaan dan deteksi dini pada kasus anak yang mengalami penurunan jumlah urine. “Fasyankes juga diharapkan melakukan penegakan diagnosa dengan pemeriksaan laboratorium,” kata Pembajun. []

Related posts