Oleh: Andhika Perdana Zebua *)
Sequencer adalah perangkat yang memungkinkan penggunanya untuk memutar ulang dan memprogram musik yang sudah diproduksi dan direkam sebelumnya (Mitchell, 2022). Sequencer biasanya digunakan untuk melengkapi dan memperkaya instrumentasi pada pertunjukan musik tanpa harus menyewa jasa musisi asli (Suherman, 2014).
Sequencer dimainkan bersama penampilan satu lagu dimana para musisi akan mengikuti tempo serta urutan yang sudah direkam dalam sequencer. Dalam sebuah pertunjukan musik, sequencer sering muncul dalam format combo (grup band). Pertanda bahwa sebuah band menggunakan sequencer terlihat dari salah seorang menggunakan dan mengoperasikan laptop saat sedang tampil. Sequencer tersebut berupa project yang berisi multitrack dalam sebuah aplikasi bernama Digital Audio Workstation (DAW).
Prinsip kerja sequencer sangatlah sederhana. Saat sebelum tampil, grup musik akan menyiapkan sequencer mereka dengan merekam instrumen-instrumen tambahan selain yang ada pada format grup musik mereka. Instrumen tambahan tersebut dapat berupa sound effect, strings section, brass section, perkusi, backing vocal dan lain sebagainya tergantung kebutuhan setiap grup musik.
Baca Juga: Cara Keraton Yogyakarta Memaknai Sumpah Pemuda lewat Pentas Musikan Mandalasana
Proses perekaman tersebut sudah hampir sama dengan memproduksi satu lagu dengan bagan yang lengkap. Setelah perekaman dan penyusunan bagan lagu selesai, maka grup musik akan mengadakan latihan dengan mengikuti bagan, tempo, akor dan berbagai unsur musikal lainnya pada sequencer.
Untuk menjaga kerapihan grup musik saat tampil, biasanya mereka akan menggunakan metronome yang berupa click pada DAW melalui In Ear Monitor (IEM) yang dipasang ditelinga mereka. Jika tidak memungkinkan untuk menyediakan IEM bagi seluruh pemain, setidaknya drummer atau pemain perkusi harus tetap menggunakan IEM karena mereka berperan sebagai penjaga tempo. Sederhananya, sequencer memiliki prinsip yang sama dengan musik karaoke.
Namun bedanya ialah, musik karaoke memproduksi musik tanpa suara vokal, sedangkan sequencer memproduksi musik tanpa suara vokal dan tanpa instrumen yang akan ditampilkan di atas panggung. Seorang operator sequencer bertugas untuk memutar atau menghentikan sequencer pada saat latihan atau tampil. Operator sequencer juga harus siap untuk memutar ulang bagian-bagian tertentu dari bagan lagu yang sudah direkam jika para musisi ingin melatih ulang bagian tersebut.
Baca Juga: Hatchbackz Kenalkan Warna Musik Baru di Single “Lit Up”
Awal mula penggunaan sequencer didasari pada ketidakpercayaan diri dengan skill pemain (Mikebm, 2015). Ketidakmampuan untuk memainkan aransemen yang sulit secara live memaksa pengarah musik untuk memutar musik playback sambil diiringi oleh permainan live. Musik playback tersebut malah lebih terdengar dominan daripada permaianan live, namun pada kenyataannya penonton tidak peduli dengan hal tersebut.
Namun seiring perkembangan zaman penggunaan sequencer dianggap sebagai cara yang efektif dan murah bagi sebuah grup musik untuk bisa tampil dengan instrumentasi yang kaya dan megah (Christian Sonjani et al., 2022). Ada banyak cara yang dapat dilakukan dalam mempersiapkan sequencer. Beberapa ada yang merekam instrumen asli dengan menyewa jasa musisi, beberapa ada juga yang menggunakan virtual instrumen.
Produksi sequencer menggunakan instrumen asli hanya perlu menyewa jasa musisi untuk sekali rekaman saja. Grup musik tidak perlu menyewa mereka untuk bermain live bersama di atas panggung. Cukup dengan memutar rekaman permainan mereka di dalam sequencer, mereka dapat tampil berkali-kali di panggung yang berbeda tanpa harus mengeluarkan biaya yang lebih.
Baca Juga: Ini Tiga Kesulitan Bermain Alat Musik Tiup Trombone
Apalagi dengan menggunakan virtual instrumen, hal ini akan jauh lebih murah dibandingkan dengan menyewa jasa musisi. Tentu hal ini merupakan sebuah ancaman bagi karir musisi. Adanya sequencer mempersempit peluang musisi untuk memperoleh panggung. Sequencer memungkinkan penampilan grup musik dengan format yang sangat minimalis. Format minimalis ini akan mengurangi jumlah musisi yang tampil di atas panggung.
Jika hal ini terus dilanjutkan, masyarakat awam akan menormalisasi format grup musik dengan personil yang minimalis. Contohnya ialah beberapa grup musik khusus event wedding dengan format combo-orkestra mulai mengurangi personil orchest section mereka dan digantikan dengan sequencer. Dengan begitu, grup musik bisa menawarkan harga yang lebih murah kepada event organizer.
Bahkan beberapa oknum grup musik menyewa jasa musisi untuk menjadi display saja. Maksudnya ialah, musisi dibayar namun mereka tidak perlu bermain dengan serius, karena suara instrumen mereka sudah ada dalam rekaman sequencer. Mereka hanya perlu berpura-pura memainkan instrumen mereka (hand-sync) dan dituntut untuk berpenampilan menarik dengan dresscode yang sudah ditentukan.
Baca Juga: Buzar dalam Single Violet Menyapa soal Cinta dan Nafsu
Beberapa grup musik yang memakai format combo-chamber strings saat sedang memainkan sebuah lagu terdengar alunan instrumen gesek yang ramai dan megah. Padahal dalam format mereka, personil instrumen gesek hanya terdiri dari 4 orang saja. Tentu permainan 4 orang tersebut terkesan sia-sia karena tertutup oleh suara sequencer dan mereka hanya terkesan menjadi “hiasan” semata dalam grup musik tersebut.
Pada dasarnya, sequencer diciptakan untuk membantu para penggiat musik dapat lebih kreatif dan maksimal dalam penampilan mereka. Beberapa musisi banyak yang terbantu dengan adanya sequencer. Apalagi untuk sebuah grup musik yang masih merintis karir dari bawah, maka sequencer sangat membantu mereka untuk tampil dengan megah tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.
Baca Juga: Mitologi Punya Vokalis Cewek, Siap Gebrak Panggung Rock Tanah Air
Musisi-musisi dan grup musik profesional juga banyak yang menggunakan sequencer untuk membantu mereka mengingat aransemen serta menambah kekayaan instrumentasi dalam penampilan mereka. Namun di satu sisi sequencer dapat menjadi ancaman bagi karir musisi. Seperti yang sudah diuraikan di atas, sequencer berpeluang besar untuk mengurangi jumlah personil dalam sebuah grup musik. Pengurangan jumlah personil tersebut dapat mengurangi peluang musisi untuk berkarir dalam sebuah grup musik.
Memang tidak semua grup musik menggunakan sequencer pada penampilan mereka. Namun, di masa sekarang kebanyakan grup musik ingin mencari alternatif termurah dan efektif, sehingga sequencer adalah jalan keluarnya. Kemajuan teknologi juga mengakibatkan performa virtual instrument semakin mirip dan bahkan lebih baik daripada permainan musisi asli (Nugroho, 2022). Pada akhirnya, virtual instrument yang diaplikasikan pada sequencer dapat menggantikan posisi musisi itu sendiri.
*) Prodi Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Yogyakarta