Pasar Sentul Yogyakarta dengan Arsitektur Indisch, Ini Fasilitas Lengkapnya!

  • Whatsapp
pasar sentul jogja
Pasar Sentul Yogyakarta. (Foto: Pemda DIY)

BacaJogja – Revitalisasi Pasar Sentul Yogyakarta sudah tuntas. Pasar tradisional yang berada di Jalan Sultan Agung nomor 52 Gunungketur, Pakualaman ini mewah dan megah. Konsep bangunan menggunakan arsitektur Indisch ini bakal menjadi ikon baru Yogyakarta.

Pj. Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo mengatakan, revitalisasi Pasar Sentul Yogyakarta menghabiskan anggaran Rp23 miliar. Anggaran berasal dari Dana Keistimewaan DIY.

Read More

Umroh akhir tahun

Tahapan perencanaan revitalisasi dimulai dengan pembuatan UKL-UPL, Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN), serta pembuatan Detail Engineering Design (DED) pada awal tahun 2023. Tahapan pembangunan dimulai dari groundbreaking, pada Mei 2023 sampai dengan selesai pada Desember 2023.

Baca Juga: Empat Mahasiswa Arsitektur UII Yogyakarta Lolos Belajar di Eropa dan Amerika

Menurut dia, Pasar Sentul dibangun tiga lantai. Rinciannya dua lantai ditambah dengan rooftop. Konsep fasade menggunakan arsitektur Indisch. Pasar Sentul dilengkapi fasilitas utama, terdiri dari kios berukuran 3 x 3 dan 2 x 3, los berukuran 1 x 2, dan plaza yang total keseluruhannya akan ditempati kurang lebih 700 pedagang.

Pada Lantai 1 akan terdapat 291 pedagang, Lantai 2 menampung 238 pedagang, sementara pada lantai 3 atau rooftop dapat mengakomodasi 48 pedagang. Untuk Plaza rooftop, hanya buka pada pagi hari untuk menampung pedagang luberan.

Singgih mengungkapkan, fasilitas yang ada di Pasar Sentul tergolong lengkap. “Fasilitas penunjang ada tempat parkir kendaraan, ruang pengelola, ATM/perbankan, tempat ibadah, kamar mandi, tempat pelayanan kesehatan, sarana pengamanan, kios Segara Amarta, kamar mandi dan sebagainya,” ungkapnya.

Baca Juga: Rega Poetra, Arsitek Muda Bandung Merajut Kisah Patah Hati dalam Lagu Aku Menangis, Ini Liriknya

“Kami juga lengkapi dengan eskalator di lantai 1 dan 2 untuk mempermudah mobilisasi. Pasar ini juga ramah bagi disabilitas,” imbuh Singgih.

Sementara untuk pengaturan zonasi, lantai 1 untuk zona pedagang kering dan lantai 2 untuk zona basah seperti daging dan lainnya. Rooftop diperuntukan kuliner, dan akan menampung pedagang yang berasal dari penataan kawasan Cagar Budaya Pakualaman. Nantinya, akan diisi oleh pedagang-pedagang dari Sewandanan dan kios biru Bintaran.

Respons Pedagang

Wasinah, 56 tahun, memgaku berjualan di Pasar Sentul sudah 40 tahun. Ia mengaku sangat senang dengan revitalisasi yang menjadikan Pasar Sentul lebih bagus, rapi dan bersih.

Kesehariannya, wanita yang tinggal di Segoroyoso, Bantul ini berdagang pisang lokal yang diambil dari Pasar Kembang Klaten. Setidaknya, Wasinah mengantongi Rp100.000,00 tiap hari, dari keuntungan berjualan pisang ini.

Baca Juga: Tiga Gereja Unik di Yogyakarta yang Bisa Dikunjungi Saat Natal

Wasinah berharap, dengan tempat yang lebih bagus, maka penghasilannya juga akan meningkat. Apalagi menurutnya, tidak ada sistem sewa kios di Pasar Sentul ini. Pedagang hanya diwajibkan membayar retribusi sebanyak Rp2.000,00 saja perharinya.

“Sekarang sudah jadi bagus jadi mudah-mudahan besok sudah juga bagus jualannya. Biar dapat uang banyak, terus dapat bayar hutang dengan lancar,” tuturnya. []

Related posts