Ini Alasan IMM UI Menyatakan Mosi Tidak Percaya kepada Ketua Umum DPP IMM Riyan Betra Delza

  • Whatsapp
Ilustrasi IMM
Ilustrasi IMM (Istimewa)

BacaJogja – Beberapa waktu lalu beredar video yang membuat geram para kader Muhammadiyah dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Para “kader” IMM itu mendatangi kantor DPP PSI dan menyampaikan kalimat-kalimat yang bernada menjilat Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep.

Banyak banget keprihatinan dan rasa sedih Ketika anak anak muda yang tergabung dalam ortom Muhammadiyah, yaitu Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.

Read More

Umroh akhir tahun

Para kader senior AMM di Yogyakarta yang tergabung dalam SIP Melati misalnya. Banyak yang sangat sedih dan mengaku prihatin atas perilaku anak-anak muda intelektual di Muhammadiyah ini. Ketika memiliki tradisi baru lainya orang tidak berpendidikan, yaitu mendatangani kantor sebuah partai dan menjilat dengan menyodorkan naman ama tertentu agar mendapatkan jabatan di Pemerintahan mendatang, karena kakaknya sang ketua PSI adalah wapres terpilih Gibran.

Baca Juga: Panduan PPDB SD dan SMP Yogyakarta: Kuota, Syarat, Alur Pendaftaran, hingga Proses Seleksi

DR H Untung Cahyono, nama yang viral gegara saat khotbah Idul Fitri isinya dianggap keras dan mengkritik pemerintah di Tamanan Banguntapan Bantul beberapa waktu menilai anak anak muda yang melakukan aksi “njijiki” dengan mendatangi Kaesang dan berteriak teriak “memintajabatan” perlu dislentik oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. “Karena mereka telah memalukan organisasi, PP Muhammadiyah harus tegas dan berani memberikan punishment,” kata Untung Cahyono.

Lebih banyak lagi, Untung Cahyono menilai kenapa anak anakmuda yang tergabung di IMM berani melawan arus, di antaranya pertama, karena secara obyektif warga IMM sangat butuh uang, sementara uang saat ini tidak mudah mudah diperoleh secepat seperti melacurkan diri pada politik. Kedua tidak semua aktifis IMM mampu menjaga diri dan idealismenya, ketiga karena adanya “pembiaran” dari para senior khususnya mereka yang berwenang dengan menganggap bahwa kader IMM sudah dewasa.

Baca Juga: Daftar Hotel Jaringan HIG yang Beri Diskon hingga 25 Persen saat Liburan Sekolah

Mantan anggota DPR yang kini aktif di Pimpinan Pusat Aisyiyah Hj Latifah Iskandar pun mengaku geram melihat video yang beredar luas dan menunjukkan ciri ciri premanisme intelektual.

Beberapa tokoh juga merasa sedih, kenapa di organisasi IMM terjadi kemerosotan moral dan etika, sehingga perlu sekali diadakan proses kaderisasi yang lebih baik dengan Pendidikan politik yang mencerahkan dan tidak menggadaikan idealisme.

Terbaru, kritik tajam justru dating dari kader IMM yang tergabung dalam Pimpinan Komisariat IMM Ukhuwah Islamiyah Uiversitas Indonesia. Mereka mengeluarkan pernyataan sikap yang keras dan bahkan mengancam menarik dukungan dengan mosi tidak percaya kepada Ketua Umum DPP IMM Riyan Betra Delza yang dianggap tidak becus mengurus kader.

Baca Juga: BUMN Micro Madani Institute Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA

Pernyataan sikap dengan surat resmi bernomor 004 /A-!/X/2024 yang ditandatangani oleh Ketua Umum Yoga Hediasa,,S.Hum dan sekretaris umum Abdul Hakim, SE dikeluarkan hari Sabtu 23 Juni 2024. Pada intinya prihatin karena peristiwa Kamis 13 Juni 2024 telah terjadi peristiwa memalukan dengan bentuk pengantaran dan pendampingan besar besaran dari DPP IMM untuk mengantar mantan ketua Umum dan Ketua bidang Hikmah DPP IMM Abdul Musawir dan Baiquni ke kantor DPP PSI.

Pernyataan lengkap keprihatinan kader IMM Universitas Indonesia dapat dilihat dan dibaca di bawah ini:

PIMPINAN KOMISARIAT
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
UKHUWAH ISLAMIYAH
UNIVERSITAS INDONESIA
(Muhammadiyah Student Associations)
Jl. SD Muhammadiyah, Griya Samara no. 2D, Kukusan, Beji, Kota Depok
Instagram: @imm.ui

No : 004/A-1/X/2024 Depok, 23 Juni 2024
Lampiran : 3 lembar

PERNYATAAN SIKAP IMM UI

Pada hari Kamis, 13 Juni 2024 telah terjadi peristiwa “pengantaran dan pendampingan” besar-besaran dari DPP IMM untuk mengantar mantan Ketua Umum & Ketua Bidang Hikmah DPP IMM Abdul Musawir Yahya & Baiquni A. ke DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Peristiwa tersebut dipublikasikan secara masif dan dikritik secara tajam oleh warga Muhammadiyah karena dianggap tidak sesuai dengan semangat ber-Muhammadiyah dan ber-IMM secara utuh. Selain itu, apabila kita mengingat semangat netralitas dalam berpolitik yang selalu digaungkan dalam pertemuan/musyawarah secara nasional yang diselenggarakan oleh PP Muhammadiyah, maka tindakan mengarak (atau pengantaran) yang dilakukan oleh DPP IMM secara terang-terangan menunjukkan sikap pembangkangan yang tercela, mencontohkan hal yang buruk, dan penghianatan besar terhadap semangat juang organisasi selama ini.

Kemudian hasil Tanwir ke-31 di Banjarmasin yang berbunyi “organisasi IMM sebagai gerakan politik kebangsaan yang bersifat independen memberikan solusi konstruktif serta terlibat aktif dalam politik diaspora kader berbasis nilai Ikatan di ruang-ruang kekuasaan demi
kemajuan bangsa” perlu ditinjau ulang karena berpotensi disalahartikan dan disalahgunakan oleh oknum pengurus IMM serta tidak adanya penjaringan aspirasi yang ilmiah dan menyeluruh kepada seluruh kader IMM sebelum keputusan tersebut dibuat.

Atas dasar pertimbangan di atas dan semangat juang mahasiswa Muhammadiyah di seluruh UI dan dunia, maka Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ukhuwah Islamiyah Universitas Indonesia menyatakan sikap sebagai berikut.

1. Mengutuk keras tindakan nir-etika dan contoh buruk dari DPP IMM yang dipimpin Ketua Umum Riyan Betra Delza atas pengantaran mantan Ketua Umum & Ketua Bidang Hikmah DPP IMM Abdul Musawir Y. & Baiquni A. yang menggunakan atribut IMM dan Muhammadiyah ke DPP PSI. Padahal yang bersangkutan seyogyanya dapat mendaftar dan berangkat secara mandiri ke DPP PSI.

2. Mempertimbangkan untuk menarik kembali dukungan dan kepercayaan terhadap kepemimpinan Riyan Betra Delza sebagai Ketua Umum DPP IMM. Hal itu dikarenakan Riyan Betra Delza dianggap tidak mampu menjaga stabilitas internal IMM dan tidak mampu menjaga marwah IMM.

3. Menuntut dievaluasinya hasil Tanwir ke-31 di Banjarmasin. Hal tersebut dikarenakan potensi penyalahgunaan dan penyalahartian dari hasil tanwir yang berbunyi “organisasi IMM sebagai gerakan politik kebangsaan yang bersifat independen memberikan solusi konstruktif serta terlibat aktif dalam politik diaspora kader berbasis nilai Ikatan di ruang-ruang kekuasaan demi kemajuan bangsa” serta minimnya penjaringan aspirasi kepada seluruh kader IMM yang dilakukan sebelum keputusan tersebut dibuat.

Demikian pernyataan sikap ini kami sampaikan, untuk diperhatikan sebagaimana mestinya.
Billahi fii sabililhaq, Fastabiqul Khairat
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

 

Pimpinan Komisariat IMM
Universitas Indonesia

Ketua Umum Yoga Hediasa, S.Hum

Sekretaris Umum, Ahmad Hakim, S.E.

 

Related posts