BacaJogja – Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Republik Indonesia mengumumkan Daftar Nominasi 10 terbaik Penyuluh Agama Islam Award Tahun 2024, Selasa, 25 Juni 224. Kabar menggembirakan bagi empat Penyuluh Agama Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta karena lolos Tahap 1 PAI Award Nasional Tahun 2024.
Salah dari mereka adalah Khotimatul Husna S.Ag, MH yang menjadi nominasi dari Kemenag DIY. Perempuan yang akrab disapa Khotim ini dinyatakan lolos dengan kategori Kesehatan Masyarakat.
Baca Juga: Kampanye Cukup Dua Telur, Turunkan Stunting 4 Persen di Sleman
Penilaian tahap 1 PAI Award Nasional Tahun 2024 ini didasarkan pada seleksi penilaian portofolio, video, dan karya tulis ilmiah. Program inovasi yang diinisiasi Khotimatul Husna adalah edukasi remaja untuk percepatan dan penurunan stunting dengan tajuk Gerak Cepat Penyuluh Peduli Stunting (Gercep Penting)
Khotim seorang Penyuluh Agama Islam (PAI) PPPK di Kementerian Agama Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bertugas di KUA Kapanewon Banguntapan. Khotim menunjukkan kinerja dan dedikasi yang luar biasa dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyuluh yang informatif, inovatif, edukatif, dan advokatif.
Selain program inovasi dalam lomba ini, Khotim dikenal pegiat sosial, instruktur nasional bina keluarga sakinah, serta aktif menulis di berbagai media, baik buku maupun tulisan lepas.
Baca Juga: Penelitian Dekan FEB UI: Orang Tua Merokok Cenderung Anaknya Stunting
Khotim dalam menjalankan program Gercep Penting, berkolaborasi dengan berbagai instansi terkait dalam membantu program prioritas pemerintah dalam penanggulangan stunting sebagaimana Surat Edaran Menteri Agama No 2 Tahun 2024. “Kami melibatkan remaja sebagai upaya dini dalam pencegahan stunting,” katanya.
Menurut Khotim, remaja sebagai subjek utuh memiliki komponen fisik biologis, intelektual, dan spiritual. Secara fisik, remaja harus sehat dalam makna komprehensif, jasmani maupun rohani, sehingga mampu berkontribusi positif dalam masyarakat. Secara intelektual, remaja memiliki gagasan, cita-cita, harapan, akal budi yang perlu didengar dan diajak merumuskan bersama tentang konsep diri remaja sehat dalam konteks pencegahan stunting.
“Secara spiritual, remaja memiliki tugas sebagai hamba Allah yang memiliki tanggung jawab mewujudkan kemaslahatan, termasuk bagi diri remaja dan dalam isu kesehatan masyarakat,” jelas Khotim.
Baca Juga: Pemkab Sleman Luncurkan Rumah Pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman
Program edukasi ini menginformasikan kepada remaja tentang kesehatan reproduksi, pubertas, relasi sehat, stunting, definisi dan dampak stunting, apa yang bisa dilakukan remaja untuk mencegah stunting melalui pelatihan Gercep Penting.
Edukasi ini menggunakan pendekatan pendidikan orang dewasa yang melibatkan remaja dalam proses belajar. Penyuluh menjadi fasilitator sekaligus motivator yang menggali pengetahuan dan pengalaman remaja terkait stunting untuk bisa dibagi dalam forum pelatihan. Selain itu juga mengadvokasi remaja untuk aktif dan menjadi peer counselor atau konselor sebaya bagi remaja lainnya.
Khotim menyelenggarakan program ini di berbagai komunitas remaja di wilayah Kapanewon Banguntapan, khususnya di Desa Jambidan, tempat tinggalnya. Dampak positif tampak terlihat dari komunitas remaja binaannya dari sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan.
Baca Juga: Fungsi dan Keunggulan Minyak Makan Merah yang Perlu Diketahui
Khotim berharap program pelatihan Gercep Penting ini berkelanjutan dan bisa menjadi gerakan yang bisa dilakukan oleh seluruh penyuluh agama Islam dalam upaya percepatan penurunan angka stunting.
Dengan penuh dedikasi, Khotim terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program inovatif dan edukatif yang berfokus pada remaja. Upayanya ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam penurunan angka stunting di wilayah Kecamatan Banguntapan dan sekitarnya.
Khotim bukan hanya menjadi teladan dan inspirasi bagi penyuluh agama Islam dan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta, tetapi juga menunjukkan bahwa inovasi untuk melibatkan remaja dalam pencegahan stunting bisa menjadi solusi efektif untuk masalah kesehatan masyarakat.
Dengan masuknya Khotim sebagai nominasi Penyuluh Agama Islam Award, diharapkan program-program inovatif seperti ini dapat terus berkembang dan dipraktekkan secara luas. []