BacaJogja – Forum Tanah Air (FTA) Daerah Istimewa Yogyakarta bersama elemen lain menggelar ramah tamah dan diskusi tentang problematika Indonesia. Acara digelar di Gedung DPD RI Perwakilan DIY Jalan Kusumanegara Yogyakarta, Kamis, 11 Juli 2024.
Hadir elemen masyarakat yang tergabung dalam Mak-mak Anies (Manies), Aliansi Rakyat Peduli Indonesia, Jong Indonesia. Pembina FTA Chusnul Mar’iyah menjadi narasumber dalam acara ini.
Admin FTA DIY Dian Sofiana Kurnia mengatakan, acara ini dilatarbelakangi dari kondisi pasca Pilpres 2024, di mana para aktivis demokrasi seperti sudah meredup semangatnya. “Kita kumpul-kumpul ini dalam rangka menghidupkan kembali semangat perjuangan. Dari acara ini semoga terus berlanjut,” katanya.
Baca Juga: Kunci Sudah Dikasih, PDNs Tak Kunjung Pulih, Menterinya Masih Berdalih?
Menurut dia, tujuan acaranya tentu untuk menjaga semangat persatuan dan tetap kritis terhadap kondisi bangsa. Sebagai anak bangsa tidak perlu diam, namun tetap harus bergerak dan berjuang.
“Kami menilai semangat sudah mulai kendor pasca Pilpres yang sarat penyimpangan. Mungkin posisi kita oposisi, kita tidak perlu diam, kita mulai dari Jogja, semoga di daerah lain juga gerak lebih bagus,” jelasnya.
Selain itu, acara ini juga untuk mensosialisasikan keberadaan FTA sebagai wadah perhimpunan elemen masyarakat yang peduli dan kritis terhadap kondisi bangsa. “Intinya menjalin kembali supaya semangat yang ada tidak meredup dan hilang,” tegasnya.
Baca Juga: Forum Kamisan Perdana Bahas Tranformasi Media Konvensional ke Digital Malam Ini di Kopi Kuden
Ketua Bidang Pengorganisasian dan Pengkaderan FTA Iskundarti Adnan Mansyur menambahkan, acara ini seperti menjembatani para aktivis, tokoh masyarakat untuk bersatu memikirkan dan berbuat yang baik untuk Indonesia. “Selama banyak yang kritis terhadap kondisi bangsa, namun seperti masih jalan sendiri. Kita mencoba merangkul mereka untuk sama-sama memperbaiki Indonesia ke depan,” jelasnya.
Acara semacam ini pernah dilakukan oleh FTA di Jakarta pada 25 Mei 2024 lalu yang dikemas dalam acara halal bihalal. Saat itu acara dihadiri 60 tokoh nasional, akademisi, perwakilan BEM. “Intinya untuk mengetahui siapa sih biang penyakit di Indonesia. Misal soal sistemnya, lalu apa solusinya,” ungkapnya.
Ketua Aliansi Rakyat Peduli Indonesia Dani Eko Wiyono menegaskan, pihaknya siap berkolaborasi dengan siapa pun yang punya kejuuran dan keberanian untuk bersama-sama membela rakyat yang membutuhkan.
Menurut dia, kondisi hari ini memang Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Semua harus bersatu padu memperbaiki Indonesia. “Tidak perlu lagi siapa kita dan mereka, siapa 01 dan 03, saatnya bicara sila ketiga Persatuan Indonesia,” ungkapnya. []