Apakah Berita yang di-“404 Not Found” Berarti Di-Breidel Digital?

  • Whatsapp
page not found
page not found (Istimewa)

Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes *)

Netizen di jagad maya kemarin heboh, bukan karena ada pemberitaan yang menarik, tetapi justru karena berita sebelumnya yang sempat muncul, bahkan menjadi viral dan bisa diakses normal awalnya, mendadak berubah hanya menjadi sebuah kotak putih yang bertuliskan “404 Not Found”.

Read More

Umroh akhir tahun

Adalah berita dari portal mainstream lembaga penyiaran publik RRI yang link lengkapnya sebagai berikut: “www.rri.co.id/daerah/871820/agk-beberkan-pemilik-iup-blok-medan-di-tambang-haltim”.

Baca Juga: Dari Hotel hingga Oleh-oleh: PUTRI JOGJA, Panduan Canggih Menyelami Pesona Yogyakarta

Berita yang sebelumnya berjudul “AGK Beberkan Pemilik IUP Blok Medan di Tambang Haltim” tersebut kini sudah lenyap tak berbekas menjadi “404 Not Found”. Berita ini memang sempat viral seharian kemarin dan dibahas dalam berbagai WAG, bahkan menjadi konten YouTube, TikTok, dan berbagai platform akun media sosial yang ada di seantero jagad maya (sebagaimana diketahui, AGK yang dimaksud adalah Abdul Gani Kasuba dan IUP adalah Izin Usaha Pertambangan).

Lucunya, justru karena (di)hilangkannya berita tersebut, banyak netizen yang pernah menyalin beritanya kini saling mem-paste di berbagai WAG sebagai berikut: Istilah “blok Medan” dalam pengurusan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Maluku Utara terbongkar setelah Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan Kepala Dinas ESDM Maluku Utara, Suryanto Andili, saat sidang suap, Rabu (31/7/2024). Dalam kesaksian, Suryanto mengakui, istilah “blok Medan” dipakai karena blok tambang dimiliki Bobby Nasution yang juga Wali Kota Medan.

Baca Juga: Menyulam Harapan, Kisah Kebangkitan Para Penyintas di Bantul Creative Expo 2024

Mantan Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba (AGK) sebagai saksi tunggal kasus suap mengaku, istilah “blok Medan” dipakai karena blok tambang dimiliki istri Wali Kota Medan, Kahiyang Ayu. “Milik istri Wali Kota Medan, istrinya Bobby,” kata AGK. Dalam acara di Medan menghadiri undangan Bobby, selain istri Bobby bertemu anak AGK, juga dibahas blok tambang. “Blok Medan” dimiliki istri Wali Kota Medan terletak di Kabupaten Halmahera Timur yang bergerak di pertambangan nikel.

Pertanyaannya kemudian adalah, mengapa berita di portal media mainstream sekelas RRI tentang fakta persidangan pemilik sebenarnya IUP yang disebut sebagai “Blok Medan” yang diungkap oleh AGK kemarin harus di-“404 Not Found”-kan? Kalau memang informasi tersebut tidak benar alias hoaks, harusnya diklarifikasi saja oleh situs semacam Turn-back-Hoax dan diberi “stempel hoaks” di situs tersebut.

Baca Juga: Akselerasi 1.000 Petani Milenial Sleman Siap Mengubah Lanskap Pertanian di Bumi Sembada

Namun, jika -misalnya- berita tersebut ada yang “keberatan”, tentu sebenarnya bisa digunakan hak jawab sebagaimana diatur dalam UU Pers. Contoh lain seperti yang kemarin ada “ralat judul” dari sebuah media online mainstream yang sebelumnya menuliskan soal motor yang dipakai belum bayar pajak, namun kemudian dikoreksi menjadi “motor pinjaman”.

Cara-cara (di)hilangkan seperti ini malah seperti mengingatkan kita kepada cara-cara tempo dulu sebagaimana “Breidel” di era Orde Belanda (bukan hanya Orde Baru atau Orde Lama). Sejarahnya, “Breidel” adalah istilah bahasa Belanda yang berarti pemberangusan, pelarangan, atau pembatasan terhadap media massa atau produk pers.

Breidel dilakukan oleh pemerintah di masa lalu dan jika sekarang bisa disebut sebagai pelanggaran terhadap kebebasan pers. Dulu, Pemerintah Hindia Belanda melalui Gubernur Jenderal yang berkuasa saat itu memang menetapkan Persbreidel-Ordonantie sejak 07/09/1931 yang termuat dalam Staatsblad 1931 No 394 dan Staatsblad 1931 No 44.

Baca Juga: Kolaborasi Aktor Senior, Pentaskan ‘The Jongos’

Setelah Indonesia merdeka, 9 tahun sesudahnya aturan Breidel dicabut dengan terbitnya UU No 23 tahun 1954. Namun demikian, sudah menjadi rahasia umum bahwa baik di era Orde Lama sampai tahun 1966 maupun Orde Baru sampai tahun 1998 beberapa kali Breidel masih dilakukan, di mana yang terkenal adalah yang dialami oleh Majalah Tempo tahun 1982 dan 07/06/1994 serta Harian Sinar Harapan 02/10/1965, 02/01/1973, 15/01/1974, dan Oktober 1986. Sebenarnya ada 3 media lain (Indonesia Raya, Harian Rakyat, dan Harian Abadi) juga sempat dibreidel, namun tidak setenar Tempo dan Sinar Harapan di atas.

Di era IoT (Internet of Things) sekarang, mengapa status “404 Not Found” kerap disebut sebagai “Breidel Digital”? Ini tidak lepas dari sejarah istilah angka 404 yang fenomenal tersebut. Padahal angka ini sebenarnya adalah kode respons standar HTTP (Hypertext Transfer Protocol) yang dihasilkan saat netizen mengklik link yang tidak ada atau salah.

Dulu, kode ini konon muncul saat Tim Berners-Lee dan Robert Cailliau di CERN (Conseil Européen pour la Recherche Nucléaire, Dewan Eropa untuk Riset Nuklir) mengerjakan WWW (World Wide Web) di lantai empat gedung di Ruang 404.

Baca Juga: Buruan Daftar! 2.040 Lowongan Kerja Tersedia di Job Fair Yogyakarta

Dalam perkembangannya katanya apabila mereka mencari file yang diminta, mengeksekusi, dan ternyata membuat kode yang salah, maka akan mendapat pesan standar yang bunyinya: “Room 404: file not found”.

Namun cerita ini dibantah Robert Cailliau, staf CERN yang juga mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada ruang “04” di gedung “4”, alias Ruang “404” memang tidak ada. Mana yang benar? Misterius? Yang jelas sekarang istilah “404” memang semisterius “ruangan” tersebut alias kalau menemukan link yang sudah tidak ada seperti berita tentang “Blok Medan” sebagai pemilik IUP di Halmahera Timur yang diungkap sebagai fakta persidangan oleh AGK di situs berita mainstream RRI kemarin.

Kesimpulannya, tidak hanya berada di dunia maya, istilah “404 Not Found” pun sempat dilukiskan di dunia nyata dan ironisnya dihapus juga oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, alias seperti dibreidel. Hal tersebut terjadi pada 14/01/2021 lalu saat ada trending topic di Twitter (dulu belum bernama “X”) yang membahas mural bergambar seseorang yang tidak jelas di bawah kolong flyover Batuceper, Tangerang, Banten. Apakah sebenarnya sekarang pemberangusan sudah terjadi lagi? Coba kita ketik, jawabannya pasti “404 Not Found” …. AMBYAR.

Jakarta, 03 Agustus 2024

*) Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes – Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen

Related posts