Ketika Uang Kiriman Habis, Paylater Jadi Andalan Mahasiswa?

  • Whatsapp
paylater
Ilustrasi kebiasaan banyak orang yang memanfaatkan Paylater. (Ilustrasi: Surya Kukuh/BacaJogja)

BacaJogja – Ketika memasuki dunia perkuliahan, akan banyak terjadi perubahan pada diri seseorang. Semua akan terasa beda, mulai dari aktivitas sehari-hari, pergaulan, kemandirian, hingga merasa semua lebih terasa bebas. Sebagai manusia yang berakal sehat, tentu punya rasa untuk menahan hal-hal di luar batas kemampuan yang dimiliki.

Biasanya, ketika masih duduk dibangku sekolah, apa-apa ditentukan orang tua. Sekarang tidak, ketika memasuki dunia perkuliahan, apa-apa ditentukan diri sendiri.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Pria di Sleman Merampok dan Melukai Tetangga Gegara Terlilit Utang Pinjol

Muhammad, 20 tahun, mahasiswa perantau yang saat ini berkuliah di salah satu universitas di Yogyakarta menceritakan hal itu. Semasa sekolah, orang tuanya sangat selektif dalam memberikan keputusan pada dirinya.

Namun, ketika memasuki semester satu lalu, ia merasa semua keputusan diserahkan kepadanya langsung. Pesan orang tuanya hanya satu, “Jangan lupa sholat dan makan,” jelasnya, pada Sabtu, 17 Agustus 2024.

Menurutnya, walaupun sedang merantau ia harus bisa mengontrol diri untuk tidak melakukan hal di luar batas kewajaran. Hidupnya selama satu bulan bergantung pada nominal yang di transfer orang tuanya secara rutin.

Baca Juga: Kronologi Puluhan DC Pinjol Merusak Rumah Pesinden Anik Sunyahni di Sleman

ia merasa nominal yang diberikan cukup untuk hidup selama satu bulan di Jogja. “Uang dua juta cukuplah kalau untuk makan, bensin, dan nongkrong,” kelakarnya. Ia juga menambahkan uang yang dimiliki sering tersisa, kemudian ditabung untuk membeli kebutuhan lainnya.

Muhammad tinggal di sebuah Kos dengan biaya sewa Rp800.000, per bulannya. Jika ditotal selama setahun, kurang lebih 9 juta rupiah yang wajib dibayarkannya. Ia tak punya penghasilan tambahan selain mengandalkan kiriman uang dari orang tuanya setiap bulan.

Ketika memasuki semester akhir, ia merasa punya banyak kebutuhan tambahan. Pengeluaran yang dihabiskan berbeda dengan semester-semester sebelumnya.

Baca Juga: Terjerat Pinjol, Pria di Sleman Kongkalikong Mengaku Jadi Korban Begal

Ditambah lagi, Muhammad aktif dalam organisasi kampusnya di Jogja. Tak jarang ia meminta uang saku tambahan untuk kebutuhan lainnya. Tapi, karena ia merasa punya tanggung jawab untuk mengatur pengeluarannya sesuai dengan batasan yang ada, berbagai cara pun dilakukan.

Di zaman modern saat ini, kebutuhan serba mudah didapatkan. Muhammad memanfaatkan sistem pembayaran Paylater demi menghemat pengeluarannya.

“Kayaknya kalo orang zaman dulu mau hemat atau nggak punya duit bisa ngutang di warung, kalo sekarang kan ada paylater,” ucap Muhammad, mengenai cara mengatasi permasalahan ketika sedang defisit keuangan.

Baca Juga: Info Penting! Lima Cara Hindari Pinjol Ilegal

Istilah paylater akhir-akhir ini menjadi salah satu trending topik di kalangan masyarakat. Paylatter adalah sistem pembayaran yang memungkinkan orang untuk melakukan pembelian barang yang bisa dibayar kemudian hari.

Biaya pembelian ditanggung oleh pihak penyedia jasa terlebih dahulu, kemudian wajib dibayarkan sesuai tenggat. Fenomena paylater ini cukup menjamur dikalangan masyarakat. Paylater memudahkan orang yang ingin melakukan pembelian tanpa harus pikir panjang. Fenomena ini pun menjadi alternatif Muhammad untuk menghemat pengeluarannya.

“Kalo pengeluaran udah lebih, biasanya bayar pakai Paylater dulu, otomatis dibulan selanjutnya harus lebih hemat karena terpotong biaya kewajibannya (utang),” tuturnya.

Baca Juga: Debt Collector Pinjol Ilegal di Kota Yogyakarta Ancam Sebar Foto Porno Nasabah

Muhammad juga menjelaskan adanya sistem paylater ini bisa memudahkan orang sepertinya untuk mengatasi defisit keuangan. Transfer rutin dari orang tua, membuatnya tak khawatir menunda kewajiban pembayaran bulan berikutnya.

Fenomena ngutang di warung atau ke teman, rasanya saat ini tidak begitu relate dengan keadaan sekarang. Ini menjadi salah satu dampak kemajuan teknologi yang pesat, yaitu pembayaran dengan sistem Paylater.

Sayangnya, adanya kemudahan ini tidak menutup kemungkinan menghapus celah kerugian bagi banyak pihak. Banyak orang diluar sana yang kesulitan membayarkan kewajibannya. Padahal, akibatnya akan menjadi fatal di kemudian hari.

Baca Juga: Daftar 23 Aplikasi Pinjol Ilegal yang Kantornya Digerebek di Sleman Yogyakarta

Jika kita menyoroti berita akhir-akhir ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pernah mengeluarkan imbauan agar tidak menunggak kewajiban yang dimiliki. Hal ini akan berdampak pada kesulitan di masa yang akan datang, seperti mencari pekerjaan atau mengajukan pinjaman ke Bank.

“Ini bukan sebagai contoh yang baik sebenernya, tapi aku berani ambil risiko karena ngerasa punya jaminan untuk membayarkan kewajiban itu,” jelasnya.

Artikel kiriman Muhammad Surya Kukuh
Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY

Related posts