UPN Veteran Yogyakarta Gelar PR Career Talk 3.0, Bahas Digitalisasi dalam Krisis Komunikasi

  • Whatsapp
Seminar krisis komunikasi
Sesi Pemaparan Materi Oleh Pembicara Asmono Wikan CEO PR Indonesia Group dan Fauzul Haq Dosen Humas UPNVY (Istimewa)

BacaJogja – Bertempat di Ruang Seminar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kampus 2 UPN “Veteran” Yogyakarta, Public Relations Career Talk (PRC) 3.0 digelar pada Minggu, 3 November 2024. Acara ini diselenggarakan oleh Divisi Eksternal Himpunan Mahasiswa Hubungan Masyarakat (HM HUMAS) dalam rangka membuka ruang diskusi terkait topik kehumasan bersama para ahli di bidangnya.

Dengan tema “Pengaruh Digitalisasi PR dalam Krisis Komunikasi: Membantu atau Menghambat?”, acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada peserta, terutama bagi mahasiswa Hubungan Masyarakat, mengenai peran krusial digitalisasi dalam menghadapi krisis komunikasi.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Green House Melon dan Strawberry di Wanadelima Orchard Kulon Progo Dukung Kedaulatan Pangan

PRC 3.0 menghadirkan Asmono Wikan sebagai pembicara pertama, yang kini menjabat sebagai CEO PR Indonesia Group, Chairman MAW Talk, dan Sekjen SPS Pusat. Sedangkan pembicara kedua adalah Fauzul Haq, dosen Humas UPN “Veteran” Yogyakarta.

Dalam sesi talkshow, Asmono Wikan menegaskan, “Ketergantungan pada kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT telah menjadi tren yang tak terhindarkan. Namun, ketergantungan penuh pada AI dapat menghambat kemampuan berpikir kritis kita. Data yang dihasilkan AI sering kali tidak akurat atau relevan.”

Dia menambahkan, “Seorang praktisi Public Relations dituntut untuk memanfaatkan AI secara bijaksana. Kebijaksanaan tetap menjadi faktor penentu dalam memanfaatkan AI. Kemampuan untuk mengolah data, menganalisis, dan menyaring informasi yang relevan adalah kompetensi yang harus terus diasah, bahkan ketika kita menggunakan teknologi AI yang semakin canggih.”

Baca Juga: Waspada Cuaca Ekstrem Jawa Tengah: Hujan Lebat dan Angin Kencang di Beberapa Kabupaten

Sementara itu, Fauzul Haq memberikan perspektif akademis mengenai isu yang sama. “PR harus lebih sadar akan teknologi digital sehingga bisa mendapatkan isu media lebih cepat untuk bisa dikelola. Kita punya kuasa atas alat ini dan harus bisa memanfaatkannya untuk membangun reputasi diri maupun perusahaan,” ucapnya.

Terkait dengan krisis PR, Fauzul menekankan pentingnya menangani isu dengan baik agar tidak meningkat pada tahap krisis karena terekspos oleh media massa. Sementara itu, Asmono menyampaikan perlunya kehati-hatian dan kearifan dalam menghadapi krisis agar terarah dan tepat sasaran.

Acara yang berlangsung selama lebih dari dua jam ini berjalan interaktif, dengan peserta yang aktif bertanya dan menyampaikan pendapat. Moderator menyimpulkan diskusi dengan beberapa poin penting, yaitu strategi manajemen isu perlu dilakukan dengan memonitor isu dan mencari penyebab lebih dalam akar permasalahan. Disampaikan pula bahwa seorang PR Officer harus berperan sebagai *The Guardian of Reputation*, di mana tidak boleh berbohong, namun tidak semua fakta harus diungkap ke media.

Baca Juga: KAHMI DIY Serukan Tolak Peredaran Miras di Yogyakarta: Ancaman Bagi Moral dan Kesehatan Masyarakat

“PR Career Talk 3.0 tahun ini sangat luar biasa. Kami panitia berhasil mengundang Bapak Asmono Wikan selaku CEO PR Indonesia, di mana beliau menyampaikan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat, terutama bagi kami yang berkarier di dunia PR atau komunikasi sebagai calon profesional muda. Semoga PR Career Talk yang akan datang semakin baik dari sisi audiens dan materi,” ujar Rendy Susilo, Ketua Pelaksana acara.

Aulia Putri, salah satu peserta dari perguruan tinggi negeri lain, menyatakan, “Saya merasa senang bisa ikut acara yang keren banget dengan pemateri profesional dan materi yang edukatif serta bermanfaat untuk pengembangan karier PR,” tuturnya. []

Penulis Artikel:
Antonia Nismara – Mahasiswa Hubungan Masyarakat UPNVY

Related posts