BacaJogja – Dalam kunjungannya ke Yogyakarta, Anies Baswedan tidak hanya menghadiri reuni Keluarga Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (KAFEGAMA) di Prambanan, tetapi juga menjalani momen simbolis yang penuh makna dengan para relawan Kerabat Rakyat Mataram (Keramat).
Di Joglo Engking, Ngaglik, Sleman, Anies menerima rompi “keramat” berwarna hijau tua yang dikenakan langsung oleh Marsda (Purn.) Firdaus Syamsuddin, Ketua Keramat. Anies yang mengenakan rompi Keramat ini disaksikan perwakilan simpul relawan, hadir pula wakil dari setiap kabupaten/kota di DIY, yaitu Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo.
Baca Juga: Rumah Roboh Diterjang Angin Kencang di Bantul, Satu Orang Meninggal
Juga disaksikan sejumlah kolega Anies dari kalangan guru besar, seperti Elan Satriawan, Heru Kurnianto Tjahjono, Karna Wijaya, Rahmat Hidayat, serta beberapa teman Anies semasa kuliah di UGM Yogyakarta.
Rompi yang dikenakan Anies tidak sekadar pakaian, tetapi sebuah simbol yang sarat makna. Dengan logo yang menggabungkan merah putih, blangkon, dan Gunung Merapi, rompi ini mewakili semangat patriotisme, identitas budaya Mataram, dan keteguhan Yogyakarta.
Baca Juga: Pemkot dan Polresta Gencar Razia Gerai Miras Ilegal di ‘Kampung Bule’ Prawirotaman Yogyakarta
Anies, dalam sambutannya, menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat yang ia terima, serta apresiasi terhadap para relawan yang terus berkarya untuk masyarakat.
Komitmen Sosial Keramat
Pertemuan itu juga menjadi panggung bagi Keramat untuk menunjukkan komitmen sosial mereka. Dari beasiswa pendidikan untuk mahasiswa takmir masjid hingga pengembangan alat pengolah sampah berkelanjutan bersama guru besar UGM, Keramat berusaha menjadi motor perubahan di masyarakat.
Ketua Keramat berharap, dengan kehadiran organisasi ini, para relawan bisa terus membawa perubahan positif dan menginspirasi lebih banyak orang untuk terlibat dalam program-program sosial.
Dialog di Sleman ini berlangsung dalam suasana hangat dan akrab, meski dibatasi untuk 50 orang karena keterbatasan tempat. Selain relawan, hadir pula sejumlah kolega Anies dari kalangan akademisi serta teman-temannya semasa kuliah. Kebersamaan ini memperkuat semangat kolaborasi dan solidaritas di tengah masyarakat.
Dengan rompi “keramat” yang dikenakannya, Anies Baswedan seolah membawa pesan bahwa kebersamaan dan kerja keras relawan adalah kunci dalam menghadapi berbagai tantangan sosial. Usai acara, Anies dikerubuti mak-mak yang ingin berfoto bersama.[]