Sengguh Ora Mingkuh: Kisah Harmoni di Merti Dusun Krebet Bantul

  • Whatsapp
merti dusun krebet
Merti Dusun Krebet, bukan sekadar perayaan, tetapi wujud nyata dari semangat melestarikan budaya lokal yang diwariskan lintas generasi. (Pemkab Bantul)

BacaJogja – Di tengah hiruk-pikuk modernitas, sebuah dusun kecil di Bantul, Yogyakarta, terus mempertahankan tradisinya. Masyarakat Krebet kembali menggelar Merti Dusun, sebuah upacara adat yang telah berlangsung sejak 1948.

Acara yang digelar pada Sabtu, 28 Desember 2024 ini bukan sekadar perayaan, tetapi wujud nyata dari semangat melestarikan budaya lokal yang diwariskan lintas generasi.

Read More

Lurah Sendangsari, Durori, dalam sambutannya penuh rasa bangga menyebutkan bahwa Merti Dusun telah menjadi identitas tak tergantikan bagi Krebet. “Merti Dusun ini sudah ada sejak 1948 dan telah menjadi bagian penting dalam tradisi kita selama 76 tahun. Ini adalah wujud rasa syukur sekaligus kebanggaan atas perkembangan yang telah dicapai oleh Krebet,” ujarnya di hadapan masyarakat dan tamu undangan.

Baca Juga: Liburan Aman di Yogyakarta: Semua Layanan Darurat Kini Terintegrasi di Aplikasi Jogja Smart Service

Durori juga mengungkapkan pencapaian gemilang Krebet sebagai desa wisata yang diakui secara nasional. “Penghargaan yang telah diraih bukan sekadar prestasi, tetapi juga keberkahan bagi masyarakat. Semoga ini memperkuat kekompakan kita untuk terus memajukan desa,” tambahnya.

Tema Tahun Ini: Sengguh Ora Mingkuh

Tokoh masyarakat, Joko Purnomo, memberikan apresiasi khusus terhadap tema Merti Dusun kali ini, yaitu Sengguh Ora Mingkuh, yang berarti tetap teguh pada ajaran agama, budaya, dan nilai-nilai lokal. “Merti Dusun bukan hanya ajang silaturahmi, tetapi juga upaya menjaga harmoni antara tradisi, agama, dan aturan pemerintahan. Ini adalah bukti nyata guyub rukun masyarakat Krebet,” kata Joko.

Baca Juga: Emak-Emak Jogja Bersatu Tolak Kenaikan PPN 12%: Suara Hati untuk Presiden Prabowo

Joko juga memuji semangat warga Krebet yang terus menjaga kebersamaan dan gotong royong. “Dengan semangat ini, pembangunan Krebet akan mencapai hasil maksimal. Kita semua patut bangga dengan apa yang telah diraih,” tambahnya.

Merayakan Tradisi, Merangkai Masa Depan

Acara Merti Dusun diisi dengan berbagai kegiatan adat, termasuk doa bersama, prosesi budaya, dan penampilan seni tradisional khas Krebet. Masyarakat dari berbagai usia berkumpul dengan antusias, membuktikan bahwa tradisi ini tetap relevan di tengah era modern.

Baca Juga: Misteri Bus Pariwisata Tersesat di Kuburan Wonosobo: Ternyata Ini Penyebabnya

Krebet, yang juga dikenal sebagai desa wisata berbasis seni ukir batik kayu, semakin menunjukkan eksistensinya di tingkat nasional. “Melalui Merti Dusun, kami tidak hanya merawat tradisi, tetapi juga memperkuat identitas budaya Krebet sebagai desa wisata berprestasi,” tutup Durori.

Bagi masyarakat Bantul, Merti Dusun bukan hanya selebrasi, tetapi juga ruang untuk merefleksikan nilai-nilai kebersamaan, keberagaman, dan harapan akan masa depan yang lebih baik. []

Related posts