BacaJogja – Yogyakarta, sebagai kota budaya dan pendidikan, terus meneguhkan komitmennya untuk menjaga nilai-nilai luhur Nusantara melalui acara bertajuk Jogja Pandu Peradaban Nusantara Menuju Hamemayu Hayuning Bawana. Kegiatan yang dihelat oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY), Polda DIY, dan berbagai komponen masyarakat ini menjadi simbol rasa syukur atas terciptanya situasi keamanan, kedamaian, dan ketertiban di bumi Jogja.
KPH Yudanegara, Ph.D., Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Kalurahan, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil DIY, menjelaskan bahwa acara ini merupakan lanjutan dari Jogja Nyawiji ing Pesta Demokrasi yang diadakan pada Oktober 2023. Acara ini juga mencerminkan persiapan menghadapi berbagai agenda besar di tahun 2024, termasuk Pemilu, Pilpres, dan Pilkada, dengan tekad menjaga kedamaian dan netralitas di tengah masyarakat.
Baca Juga: Trans Jogja 2025: Rute Baru, Armada Bertambah, dan Tarif Terjangkau
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menekankan pentingnya peran pemangku kalurahan dan pamong untuk menjaga kedamaian dalam menghadapi dinamika politik yang semakin kompleks.
Jogja Pandu Peradaban Nusantara Menuju Hamemayu Hayuning Bawana bukan hanya sebuah acara seremonial, melainkan juga penghargaan kepada masyarakat yang telah berperan aktif menjaga keamanan dan keharmonisan di Yogyakarta.
Baca Juga: Kamis Pon dan Busana Gagrak Ngayogyakarta: Filosofi, Tata Cara, dan Adab Penggunaannya
Kegiatan ini, yang dihadiri oleh 392 kalurahan dan 46 kelurahan di DIY, menggambarkan sinergi antara Pemda, Polda, dan masyarakat. Selain itu, peserta yang hadir akan mengenakan busana adat Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi dan budaya lokal yang kental.
Kapolda DIY, Irjen. Pol. Suwondo Nainggolan, S.IK., M.H., menegaskan bahwa keamanan bukanlah hanya sebuah anugerah, tetapi juga hasil kerja sama masyarakat. Keamanan adalah investasi yang berdampak langsung pada sektor pendidikan, pariwisata, dan ekonomi.
Ia menggambarkan pentingnya menjaga kondisi aman agar Yogyakarta tetap menjadi tujuan wisata yang menarik dan tempat yang nyaman untuk beraktivitas.
Baca Juga: Semar UGM: Kendaraan Inovatif Hemat Energi yang Siap Bersinar di Shell Eco-Marathon 2025
Sebagai kota yang memiliki filosofi Hamemayu Hayuning Bawana, Yogyakarta mengedepankan prinsip keharmonisan antara manusia dengan alam, sesama manusia, dan dengan Tuhan. Filosofi ini mencerminkan pentingnya menjaga kesejahteraan dunia dengan memelihara alam dan memperkuat hubungan sosial antar individu.
Yogyakarta berkomitmen untuk tetap relevan dalam menghadapi tantangan modernisasi dan globalisasi, dengan tetap memegang teguh nilai-nilai tradisional yang sudah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari.
Acara ini juga menjadi sarana bagi masyarakat untuk menyatukan keragaman budaya. Selain pembicaraan oleh Gubernur DIY dan Kapolda DIY, acara ini akan diwarnai oleh penampilan talenta muda dari Yogyakarta, Papua, Kalimantan, Ambon, Batak, serta Guyon Maton dan Cak Percil CS, yang menampilkan kolaborasi seni dari berbagai daerah. Hal ini mencerminkan semangat terbuka DIY dalam menerima budaya luar, sambil tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya lokal yang luhur.
Sebagai simbol harmoni dan keharmonisan sosial, Jogja Pandu Peradaban Nusantara Menuju Hamemayu Hayuning Bawana bukan hanya sebuah perayaan, melainkan sebuah panggilan untuk bersama-sama menjaga dan memperindah kehidupan di Yogyakarta, untuk menciptakan peradaban yang berkelanjutan dan penuh damai.
Acara ini akan dilaksanakan pada Sabtu, 18 Januari 2025, pukul 08.00 WIB, bertempat di Graha Pradipta, Jogja Expo Center, dan akan dihadiri oleh tokoh-tokoh penting serta masyarakat dari berbagai lapisan.[]