BacaJogja – Di balik setiap kesulitan, selalu ada harapan yang datang lewat komunikasi dan kerja sama. Seperti yang dialami seorang siswa kelas 12 SMK Nasional Berbah, yang sempat terancam gagal mengikuti ujian akhir sekolah akibat masalah administrasi. Namun, berkat mediasi yang diprakarsai oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, ia kini kembali mendapat kesempatan mengikuti ujian susulan dan menyelesaikan pendidikan dengan tenang.
Semuanya bermula ketika siswa ini tidak bisa memenuhi persyaratan administrasi yang diperlukan untuk ujian. Sebagai dampaknya, ia terancam kehilangan kesempatan untuk mengikuti ujian akhir dan meraih ijazah. Ketegangan pun memuncak, hingga akhirnya orang tua siswa, Ariwantoko, membawa masalah ini ke meja mediasi yang difasilitasi oleh Disdikpora DIY pada Rabu, 12 Februari 2025, di Kantor Disdikpora DIY.
Baca Juga: Fenomena Baru di Malioboro: Bangku Publik Jadi ‘Lahan’ Tukang Pijat?
Mediasi yang Menghubungkan Semua Pihak
Dalam ruang mediasi tersebut, bertemu berbagai pihak: orang tua siswa, pihak sekolah, serta perwakilan dari Disdikpora DIY. Ariwantoko, dengan wajah penuh harapan, mengungkapkan rasa lega setelah masalah anaknya dapat diselesaikan. “Saya sudah menganggap masalah ini selesai. Terima kasih kepada semua pihak yang membantu, termasuk pihak sekolah yang mau mengerti kondisi kami. Alhamdulillah, anak saya bisa ikut ujian,” ujarnya penuh syukur.
Namun, yang lebih berarti bagi Ariwantoko adalah bahwa ia merasa tidak lagi sendirian dalam menghadapi beban ini. Proses mediasi memberi ruang untuk mendiskusikan solusi terbaik dan berbuah hasil yang menyenangkan. Tidak hanya masalah administrasi yang terselesaikan, namun juga rasa solidaritas yang tumbuh dari pihak sekolah dan masyarakat.
Baca Juga: Sri Sultan HB X Serahkan 222 Serat Palilah di Sleman, Jamin Kepastian Hukum Warga
Kepala Disdikpora DIY: Peran Komunikasi yang Kunci
Kepala Disdikpora DIY, Suhirman, menjelaskan bahwa inti dari masalah ini adalah kurangnya komunikasi antara orang tua, siswa, dan pihak sekolah. Sebagai pihak ketiga yang memfasilitasi mediasi, Suhirman menyambut baik tercapainya kesepakatan yang memberikan solusi bagi semua pihak.
“Semua pihak sepakat bahwa siswa ini bisa melanjutkan ujian besok. Tidak ada masalah lagi. Harapan kami, proses pembelajaran bisa berlangsung dengan lancar hingga selesai,” ujar Suhirman, mengungkapkan rasa puas atas hasil mediasi yang positif.
Namun, lebih dari sekadar menyelesaikan satu permasalahan, Suhirman menegaskan pentingnya komunikasi yang terbuka antara orang tua, siswa, dan sekolah agar masalah serupa tidak terulang. “Jika ada masalah semacam ini, jangan segan-segan untuk berkomunikasi. Kita bisa menyelesaikan masalah dengan baik jika semua pihak terbuka,” tambahnya.
Baca Juga: Perjuangan Ida: Dari Kursi Roda Menuju Panggung Wisuda S2 Cumlaude UGM
Sekolah yang Tanggap dan Peduli
Kepala SMK Nasional Berbah, Edy Muchlasin, turut memberikan penjelasan terkait kebijakan sekolah yang selalu berusaha memberikan kelonggaran bagi siswa agar bisa mengikuti ujian, meskipun ada keterlambatan administrasi. “Kami sudah bicara dengan orang tua siswa dan menawarkan keringanan biaya pendidikan, tetapi mereka tidak memiliki surat miskin. Namun, kini ada pihak lain yang membantu biaya pendidikan, dan masalah ini pun selesai,” jelas Edy.
Ia menekankan bahwa sekolah tidak pernah mengusir siswa yang belum menyelesaikan administrasi, melainkan selalu memberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang baik. “Kami menjamin tidak ada diskriminasi atau perundungan terhadap siswa. Semua siswa di sini diperlakukan dengan adil,” tegasnya.
Baca Juga: Aktivitas Judi di Sonopakis Bantul Diviralkan, Warganet: Laporkan Damkar Saja!
Harapan Baru untuk Masa Depan
Berkat hasil mediasi ini, siswa yang sempat terhambat administrasi kini kembali memiliki peluang untuk mengikuti ujian akhir dan melanjutkan pendidikannya. Di balik masalah yang sempat mencuat, ada kisah tentang pentingnya saling pengertian, komunikasi yang jujur, dan kepedulian antar pihak yang terlibat.
Mediasi ini menjadi bukti bahwa dalam dunia pendidikan, kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan pemerintah sangatlah penting untuk menjaga agar setiap siswa dapat mengakses pendidikan tanpa hambatan. Sebuah pelajaran bahwa setiap masalah dapat diselesaikan dengan baik asalkan ada niat untuk berdialog dan bekerja sama.