BacaJogja – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berkolaborasi dengan warga Krajan Pasurenan, Kecamatan Batur, mengembangkan pupuk organik ramah lingkungan berbahan dasar arang dan urine kambing. Inovasi ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Pupuk organik ini dibuat dengan mengombinasikan biochar (arang hasil pirolisis) dan urine kambing yang difermentasi. Proses pembuatannya diawali dengan pembakaran kayu dan limbah pertanian untuk menghasilkan biochar.
Selanjutnya, arang tersebut dicampur dengan urine kambing yang telah difermentasi guna memperkaya kandungan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Pupuk ini diyakini mampu meningkatkan struktur tanah, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, serta mendukung sistem pertanian organik yang lebih berkelanjutan.
Baca Juga: Kapolri Resmikan Jalan dan Irigasi di Kulon Progo, Dorong Desa Garongan Jadi Lumbung Padi
Ketua KKN UAD Unit II.B.2, Retno Hadi Sasongko, mengungkapkan bahwa program ini bertujuan untuk memberikan solusi pertanian yang berkelanjutan dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang mudah ditemukan di sekitar desa. Menurutnya, pupuk ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga lebih ekonomis bagi para petani.
“Inovasi ini kami kembangkan sebagai solusi bagi petani agar bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia yang semakin mahal, sekaligus meningkatkan kualitas tanah dan hasil panen mereka,” ujar Retno.
Warga setempat juga menyambut baik inovasi ini. Joko Santoso, salah satu petani di Desa Krajan, mengungkapkan harapannya agar pupuk ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi pertanian di daerah mereka.
“Dengan adanya pupuk ini, kami merasa terbantu karena bisa menghemat biaya produksi. Semoga hasil panen juga semakin meningkat,” kata Joko.
Selain memberikan pelatihan pembuatan pupuk, mahasiswa KKN UAD juga mendampingi warga dalam proses produksi agar mereka dapat menerapkan teknologi ini secara mandiri. Selanjutnya, uji coba di lahan pertanian yang lebih luas akan dilakukan untuk melihat efektivitas pupuk ini terhadap pertumbuhan tanaman.
Dengan adanya inovasi ini, diharapkan petani dapat beralih ke pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang harganya semakin meningkat. (YSW)