Destinasi Wisata Religi Makam Raja Mataram Islam di Kotagede Yogyakarta: Kemegahan Arsitektur Hindu-Jawa

  • Whatsapp
Makam Raja Mataram Kotagede
Makam Raja-Raja Mataram Islam di Kotagede Yogyakarta. ((Foto: Jelajah Wisata Kota Jogja)

BacaJogja – Yogyakarta tidak hanya dikenal sebagai kota budaya, tetapi juga menyimpan jejak kejayaan masa lalu yang masih terawat hingga kini. Salah satu situs bersejarah yang menjadi saksi bisu peradaban Kerajaan Mataram Islam adalah Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede Yogyakarta. Kompleks pemakaman ini tidak hanya menjadi tempat peristirahatan terakhir para pendiri kerajaan, tetapi juga menyimpan nilai sejarah, arsitektur, dan spiritual yang kuat.

Napak Tilas Sejarah di Makam Kotagede

Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede merupakan kompleks pemakaman tertua dari Kerajaan Mataram Islam yang menyatu dengan Masjid Gedhe Mataram. Dulu, kawasan ini merupakan bagian dari ibu kota kerajaan yang terdiri dari keraton, alun-alun, masjid, dan pasar. Kini, hanya kompleks masjid dan makam yang masih bertahan sebagai warisan sejarah.

Read More

Baca Juga: Jadwal Pasar Murah Goes To Kemantren 2025: Solusi Belanja Hemat Menjelang Ramadan di Yogyakarta

Kompleks pemakaman ini dibagi menjadi empat bagian utama, yang masing-masing dikelilingi oleh tembok pagar khas bata merah tanpa perekat dan tanpa plester. Setiap bagian memiliki gerbang yang menjadi batas antar kelompok bangunan:

  1. Kompleks Bangsal Dhudha, yang berfungsi sebagai area penerima para peziarah.
  2. Kompleks Bangsal Kawedanan Juru Kunci, tempat juru kunci dari Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta bertugas.
  3. Kompleks Makam, tempat peristirahatan terakhir para raja dan tokoh penting Mataram.
  4. Kompleks Sendang Pemandian, yang terdiri dari Sendang Seliran Kakung (untuk pria) dan Sendang Seliran Putri (untuk wanita).

Baca Juga: Pesona Bundaran Planjan: Ikon JJLS Gunungkidul yang Memikat Hati

Arsitektur Bernafaskan Tradisi Hindu-Jawa

Salah satu daya tarik utama kompleks ini adalah arsitekturnya yang unik, memadukan unsur Hindu-Jawa yang berkembang pada abad XIV-XV. Gapura berbentuk Paduraksa yang megah menjadi pintu masuk utama, dengan tembok kelir sebagai pembatas pandangan. Di dalamnya terdapat berbagai bangunan dengan detail artistik khas, seperti ukiran kayu dan bata merah bertumpuk yang masih kokoh hingga kini.

Pada halaman pertama, terdapat Bangsal Dhudha, tempat awal bagi para peziarah sebelum memasuki area makam. Bangunan ini memiliki prasasti kayu yang menyebutkan tahun pendiriannya, yaitu 1556 Jawa atau 1634 Masehi.

Di halaman kedua, terdapat Bangsal Kawedanan Juru Kunci, yang terbagi menjadi dua bagian—satu untuk juru kunci dari Keraton Surakarta dan satu lagi untuk juru kunci dari Keraton Yogyakarta. Pintu masuk ke area ini dihiasi gapura Paduraksa beratap susun tiga, lengkap dengan tembok kelir berhiaskan sengkalan yang menunjukkan angka tahun Jawa.

Baca Juga: Nyadran Agung Wotgaleh Sleman: Napak Tilas Sejarah Pangeran Purbaya di Tanah Mataram

Tiga Bangunan Utama di Kompleks Makam

Di area pemakaman utama, terdapat tiga cungkup makam yang menjadi tempat peristirahatan para tokoh penting Mataram Islam:

  1. Cungkup Prabayaksa – Tempat dimakamkannya Sultan Hamengku Buwana II, K.G.P.A.A. Paku Alam I, dan tokoh lain seperti Ki Ageng Mangir, yang makamnya diletakkan sebagian di dalam dan sebagian di luar sebagai simbol statusnya sebagai menantu sekaligus musuh Panembahan Senopati.
  2. Cungkup Witana – Merupakan makam Ki Gede Mataram, Nyi Ageng Mataram, Panembahan Senopati, dan Ratu Retnodumilah.
  3. Cungkup Tajug – Di dalamnya terdapat makam Sinuwun Datuk Palembang (Sultan Pajang/Jaka Tingkir) serta dua tokoh lainnya.

Baca Juga: Pameran Seni “Kecantikan Anggrek Berbunga-bunga” di Grand Rohan Jogja: Simbol Cinta dalam Lukisan

Sendang Seliran: Jejak Ritual Pemandian Raja

Di bagian barat daya kompleks ini terdapat Sendang Seliran, dua kolam pemandian yang dulu digunakan untuk ritual pembersihan spiritual para raja. Sendang Seliran Kakung berada di utara untuk pria, sementara Sendang Seliran Putri berada di selatan untuk wanita. Kolam ini dikelilingi tembok bata tinggi, dengan pintu masuk berhiaskan struktur kelir khas Jawa.

Hingga kini, kompleks Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede masih sering dikunjungi peziarah maupun wisatawan yang ingin menelusuri jejak sejarah. Selain berziarah, pengunjung juga dapat menikmati suasana khas perkampungan Kotagede yang masih kental dengan nuansa tradisional.

Jika Anda berkunjung ke Yogyakarta, sempatkan waktu untuk mengunjungi situs bersejarah ini. Makam Raja-Raja Mataram bukan hanya tempat peristirahatan terakhir para leluhur, tetapi juga cerminan kejayaan Kerajaan Mataram Islam yang masih lestari hingga kini. []

Related posts