Konvoi Truk Raksasa Taklukkan Tanjakan Pageralang, Jalur Ekstrem di Banyumas

  • Whatsapp
Konvoi truk pengangkut tabung raksasa melewati jalur Krumput Pageralang, Banyumas. (Istimewa)

BacaJogja – Pemandangan tak biasa tersaji di jalur Krumput, Kecamatan Kemranjen, Banyumas, pada Rabu (19/2/2025) malam. Truk super jumbo ini berangkat dari Buntu, Kemranjen, dan mengambil rute ke kanan, melewati tanjakan Pageralang, yang dikenal ekstrem, terutama bagi kendaraan berbobot besar dan panjang.

Tanjakan Pageralang dianggap sebagai jalur terberat selama perjalanan dari Semarang, Solo, Yogyakarta, Purworejo, Kebumen, Banyumas, dan berakhir di Banjarnegara. Jalur ini dikenal tidak terlalu lebar dan menanjak, menantang setiap kendaraan besar yang melintas. Iring-iringan truk berjalan sangat pelan.

Read More

Baca Juga: Cek Kesehatan Gratis DIY: Baru 30% Terlayani, Sri Paduka Ajak Masyarakat Aktif

Meskipun perjalanan berlangsung hingga dini hari, warga tetap antusias menyaksikan truk super jumbo ini menaklukkan jalur ekstrem. Banyak di antara mereka yang mengabadikan momen langka ini menggunakan ponsel.

Bagi warga setempat, peristiwa seperti ini jarang terjadi, sehingga menjadi daya tarik tersendiri. “Baru kali ini lihat truk sebesar ini melewati jalur tanjakan di sini. Luar biasa,” ujar seorang warga yang turut menyaksikan.

Keberadaan kendaraan raksasa di jalur sempit tentu menimbulkan tantangan tersendiri bagi pengemudi. Namun, dengan kehati-hatian dan koordinasi yang baik, konvoi truk berhasil melanjutkan perjalanan

Baca Juga: Konvoi Truk ‘Rasa Sepur’ Mengaspal Jawa Tengah dan Yogyakarta Jadi Tontonan Warga

Pemandangan unik ini menjadi cerita yang tak terlupakan bagi warga sekitar, sekaligus bukti bahwa jalur di Banyumas masih menjadi tantangan bagi kendaraan berbobot besar.

Sebagai catatan, jalur Krumput di Desa Pageralang, Banyumas, menjadi perlintasan penting dari Yogyakarta ke Banyumas. Di balik keindahan kebun karet yang membentang, jalur ini juga dikenal sebagai jalur maut akibat seringnya kecelakaan. Fenomena ini memunculkan berbagai mitos yang dipercayai masyarakat sekitar.

Baca Juga: Makam Pajimatan Imogiri: Peristirahatan Terakhir Sultan Agung dan Raja-Raja Mataram

Salah satu mitos yang berkembang adalah pengemudi harus mengucapkan salam seperti “kula nuwun” atau membunyikan klakson saat melewati tikungan rawan. Ada juga kepercayaan bahwa melempar uang koin ke jalan dapat memberikan keselamatan. Selain itu, muncul tradisi memberi uang kepada pengemis yang sudah berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda. Konon, hal ini berkaitan dengan kecelakaan truk yang membawa serdadu Belanda di jalur tersebut.

Keberadaan pengemis di sepanjang Jalur Krumput telah menjadi kebiasaan. Awalnya, mereka membantu pengguna jalan dengan membawa obor sebagai penerangan. Namun, seiring waktu, mereka beralih menjadi pengemis karena banyaknya pemberian sedekah dari pengendara. Upaya pemerintah untuk melarang aktivitas ini dengan memasang spanduk imbauan pun belum sepenuhnya efektif. []

Related posts