Pemda DIY Terima 50 Becak Listrik dari KAI, Langkah Serius Transportasi Ramah Lingkungan Hapus Bentor 

  • Whatsapp

BacaJogja — Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) semakin serius menata transportasi perkotaan dengan menghapus keberadaan becak motor (bentor) yang dinilai tidak tertib dan membebani lalu lintas.

Komitmen tersebut ditandai dengan diterimanya bantuan 50 unit becak listrik senilai hampir Rp1 miliar dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai solusi transisi bagi para pengayuh becak.

Read More

Bantuan tersebut diterima secara simbolis oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (18/12). Penyerahan ini tidak sekadar seremonial. Sri Sultan bersama Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin turut menjajal langsung becak listrik dengan berkeliling di halaman Kepatihan.

Skema Transisi Tegas untuk Kurangi Bentor

Sri Sultan menegaskan bahwa becak listrik merupakan solusi nyata untuk mengatasi kepadatan lalu lintas sekaligus menertibkan keberadaan bentor di jalanan Kota Yogyakarta. Program ini dirancang sebagai skema transisi yang tegas bagi para penerima manfaat.

“Bantuan becak listrik ini jelas membawa manfaat sebagai pengganti. Skemanya, bentor milik warga diserahkan pada kami dan kami musnahkan. Harapan saya, ini bisa terealisasi dengan baik untuk mengurangi populasi bentor dan beban di jalan yang makin padat,” ujar Sri Sultan.

Kebijakan ini dinilai sejalan dengan upaya Pemda DIY menciptakan sistem transportasi yang lebih tertib, aman, dan sesuai regulasi lalu lintas.

Sultan Tekankan Pentingnya Ekosistem Perawatan

Meski mengapresiasi bantuan tersebut, Sri Sultan memberikan catatan kritis terkait keberlanjutan operasional becak listrik. Ia tidak ingin armada yang telah disalurkan justru mangkrak akibat kendala teknis.

“Jangan sampai begitu ada problem teknis, akhirnya mangkrak. Saya tidak mau itu. Harus ada kemudahan bengkel atau tempat perbaikan, termasuk melibatkan lembaga pelatihan teknis yang berpengalaman memproduksi becak listrik ini agar bisa kita perbaiki selama masih memungkinkan,” tegasnya.

Menurut Sultan, ketersediaan ekosistem perawatan menjadi kunci agar program ini benar-benar berdampak jangka panjang bagi masyarakat.

Dukung Pariwisata, Tetap Jaga Kearifan Lokal

Selain sebagai alat transportasi harian, becak listrik diharapkan mampu memberi nuansa baru bagi sektor pariwisata DIY. Kendaraan ini dinilai lebih nyaman bagi wisatawan, sekaligus memudahkan pengayuh becak tanpa menghilangkan karakter tradisional Yogyakarta.

“Semoga ini membantu dan bisa memberikan nuansa baru bagi wisata maupun sebagai penghubung transportasi di Jogja. Ada kemudahan di sana,” pungkas Sri Sultan.

Hingga kini, Pemda DIY juga terus melakukan kajian dan pengembangan desain becak listrik secara mandiri agar tetap memiliki ciri khas lokal, namun tetap mengedepankan teknologi modern dan prinsip keberlanjutan.

“Saya terima kasih sekali atas bantuan ini. Bantuan becak listrik ini jelas membawa manfaat,” tutup Sri Sultan.

KAI: Wujud TJSL dan Inovasi Transportasi Berkelanjutan

Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin menjelaskan bahwa penyerahan 50 unit becak listrik ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan kepada masyarakat Yogyakarta.

“Becak listrik ini adalah inovasi rekayasa yang lahir dari kendaraan tradisional. Kita menggerakkannya dengan tenaga baterai sehingga mampu menekan emisi karbon dan polusi di Yogyakarta secara signifikan,” jelas Bobby.

Ia berharap Yogyakarta dapat menjadi pionir transportasi wisata ramah lingkungan, tertib, dan berkelanjutan. Program ini diharapkan menjadi standar baru yang mampu menyelaraskan kebutuhan ekonomi rakyat, kenyamanan wisatawan, serta kelestarian lingkungan.

Pengayuh Becak Rasakan Manfaat Langsung

Keunggulan becak listrik turut dirasakan langsung oleh Mamang, pengayuh becak yang telah menekuni profesinya selama 15 tahun. Setelah mencoba unit baru tersebut, ia mengaku terkesan dengan bobotnya yang lebih ringan.

“Kalau dari pertama mencoba, jujur lebih enak ini. Rasanya lebih ringan bahkan daripada becak gowes biasa, praktis juga,” ujar Mamang.

Meski masih dalam tahap pengenalan awal, ia mengapresiasi fitur modern seperti lampu sein dan indikator daya baterai. Menurutnya, perubahan ini sejalan dengan perkembangan zaman.

“Zamannya sekarang sudah semakin modern, jadi memang sudah saatnya beralih,” katanya.[]

Related posts