Yogyakarta – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengatakan, dalam sistem demokrasi, partai politik menyandang fungsi, antara lain rekrutmen, pendidikan dan pelatihan bagi para Kader yang layak untuk menduduki posisi di lembaga legislatif dan eksekutif atau kepengurusan partai dengan seleksi kandidat secara berjenjang.
Menurut dia, jika hal ini benar-benar dijalankan, harapan sinkronisasi kinerja partai, fraksi dan eksekutif yang direpresentasikan oleh pimpinan daerah yang berafiliasi dengan PKS, akan memperkuat kebijakan publik yang mengutamakan keadilan dan kesejahteraan rakyat.
Baca Juga:
Raja Keraton Yogyakarta ini mengungkapkan, pencanangan PKS adalah partai terbuka, kiranya patut disambut optimisme khalayak. Dari kesan eksklusif ke pernyataan inklusif, tentu juga membawa perubahan paradigmatik. “Perubahan ini bukan hal mudah untuk memperoleh kepercayaan, jika dalam politik praktis tidak mencerminkan apa yang dipersepsi publik,” katanya saat menghadiri Rakerwil PKS DIY di Yogyakarta, Minggu, 28 Maret 2021.
Menurut Sri Sultan HB X, jika PKS bisa menjembatani masyarakat dengan platform politiknya, akan menarik minat anak muda, setidaknya untuk mengapresiasinya. Dalam hal ini, program, tindakan dan wacana kader-kadernya serta posisioning partai diharapkan mampu mengakomodsi dinamika dan dialektika masyarakat dalam ragam kepentingannya.
“Sehingga, PKS benar-benar bisa menjadi “rumah demokrasi” yang nyaman bagi para aktivis prodemokrasi dari berbagai kelompok sosial, agama, etnis dan golongan”
Sri Sultan HB X mengungkapkan, Rakerwil merupakan forum dan media yang rekomendasinya ditunggu-tunggu masyarakat karena merupakan pernyataan politik PKS terhadap isu-isu bangsa yang krusial termasuk menyongsong Pemilu 2024. Seperti yang dikenal masyarakat, PKS adalah mitra Pemerintah yang mengedepankan oposisi kritis dan mengidentifikasi diri sebagai “Rumah Golongan Putih”.
“Hal ini membawa konsekuensi, bahwa Pancasila sebagai ideologi terbuka yang memungkinkan tumbuhnya nilai-nilai baru, harus terus-menerus disegarkan oleh PKS agar menjadi a living ideology di dalam tubuh partai,” kata Ngarsa Dalem, sapaan lain Sri Sultan HB X.
Dalam arti, kata Ngarsa Dalem, menjadikan Pancasila sebagai filosofi bangsa yang hidup membumi, dengan pernyataan berkelanjutan dalam memberikan makna baru melalui penafsiran kritis sesuai zaman. “Dengan landasan Pancasila itu pula, maka usaha PKS memperkokoh rasa persatuan-kesatuan bangsa memperoleh landasan spiritual, moral dan etik, yang bersumber pada rahmatan ‘lil alamin,” ungkapnya.
Baca Juga:
Suami dari GKR Hemas ini mengatakan, dalam paham kebangsaan, PKS wajib menentang segala macam bentuk eksploitasi dan penindasan oleh satu golongan terhadap golongan lain, dan oleh penguasa terhadap rakyatnya, bahkan oleh elite partai terhadap anggotanya sendiri. Sebab Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mengajarkan untuk menghormati harkat dan martabat manusia dan menjamin hak-hak azasinya. “Pancasila juga menentang dominasi dan diskriminasi sosial, baik oleh alasan perbedaan suku, asal-usul maupun agama,” ungkapnya.
Untuk itu, kata Sutan HB X, kader PKS hendaknya tidak bersikap partisan, apalagi intoleran, tetapi merangkul semuanya, sebagaimana tekadnya sebagai partai terbuka. “Sehingga, PKS benar-benar bisa menjadi “rumah demokrasi” yang nyaman bagi para aktivis prodemokrasi dari berbagai kelompok sosial, agama, etnis dan golongan,” ungkapnya. []