Yogyakarta – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mengelar konser amal bertajuk Hadiahkanlah Nirwana-Mu, yang disiarkan serentak melalui channel YouTube BPKH RI, Minggu, 2 Mei 2021. Acara yang digelar di tiga kota yakni Yogyakarta, Bandung dan Jakarta ini didedikasikan bagi para dokter maupun tenaga kesehatan di Tanah Air dalam berjuang melawan Covid-19.
Konser di Yogyakarta dipusatkan di Auditorium Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM. Dalam konser yang digelar pada Rabu, 31 Maret 2021 ini menyuguhkan kolaborasi musik apik dari Kepala Badan Pelaksana BPKH Anggito Abimanyu, musisi Dwiki Darmawan, Dekan FK-KMK UGM Ova Emilia dan Guru Besar FK-KMK Adi Utarini.
Baca Juga:
Menurut Abimanyu, banyak cara untuk berdakwah. Bisa melalui doa, ucapan, lirik bahkan musik. “Konser amal ini bagian doa dan mihrab kami bagi seluruh dokter dan nakes,” katanya.
Dia menyadari selama ini dokter dan tenaga kesehatan berada di barisan paling depan melawan Covid-19, Tidak sedikit di antara mereka yang gugur dalam melaksanakan tugasnya. “Kami berharap acara ini mampu mengukuhkan mereka terus semangat dalam memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh pasien,” kata Abimanyu.
“Konser amal ini bagian doa dan mihrab kami bagi seluruh dokter dan nakes”
Rektor UGM Yogyakarta Panut Mulyono mengatakan, apa yang dilakukan BPKH ini sebagai penyemangat bagi para dokter dan tenaga kesehatan. Khususnya di masa pandemi, semua elemen bangsa terus mendukung perjuangan mereka. “Bagaimana menggairahkan perjuangan dalam kita tetap bertahan mengatasi pandemi,” ungkapnya.
Dia mengatakan, UGM rencananya pada semester baru nanti mulai kombinasi pembelajaran antara daring dan luring. Jika kampus terisi, ada aktivitas mahasiswa lalu ekonomi masyarakat kembali bergerak.
Baca Juga:
Dalam rangakaian acara ini, BPKH melalui LazisMu menyerahkan bantuan berupa alat Apheresis kepada Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM. BPKH menjalin kerja sama dengan UGM dalam pengadaan GeNose-19. Rencananya disumbangkan ditempatkan di masjid-masjid di Indonesia. Pengadaaannya berasal dari dana abadi umat yang merupakan dana CSR untuk bantuan sosial. BPKH tahun lalu membantu sekitar 20 rumah sakit.
Dirut RSA UGM Yogyakarta Arief Budiyanto saat ini belum memiliki alat Apheresis. Alat yang harganya sekitar Rp 900 juta ini diharapkan mampu lebih meningkatkan kualitas pelayanan, khususnya panderita Covid-19. Apalagi, keterisian RSA UGM untuk pasien Covid-19 cukup tinggi. “Alat ini sebenarnya bukan hanya untuk layanan Covid-19 saja, namun juga layanan kanker dan lainnya,” ungkapnya. []