Sleman – Warga sempat geger dengan penemuan mayat di selokan Mataram yang berada Bantulan, Kalurahan Margokaton, Kapanewon Seyegan, Sleman, Yogyakarta. Mayat tersebut mengapung terbawa air mengalir lalu terhenti di pintu irigasi.
Kapolsek Seyegan, Ajun Komisaris Polisi Darmana mengatakan, identitas mayat diketahui bernama Mardiyono, 79 tahun, asal Giripanganggang, Kapanewon Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Korban sudah diserahkan kepada pihak keluarga. “Penemuannya pada Rabu, 26 Mei 2021 siang,” katanya kepada wartawan, Kamis, 27 Mei 2021.
Baca Juga:
AKP Darmana mengatakan, penemuan mayat ini pertama kali diketahui oleh seorang saksi bernama Aldo, 25 tahun. Saat itu saksi melihat punggung yang diduga mayat manusia mengapung dari arah barat.
Saksi pun penasaran dengan apa yang dilihatnya, lalu mengajak warga lain untuk melihat dengan dekat keberadaan benda tersebut. Benda yang terbawa aliran air ini terhenti di sebuah irigasi. Ternyata benar, benda tersebut adalah sosok jenazah berjenis kelamin pria.
“Jadi dugaannya korban terpeleset di pinggiran selokan yang licin lalu terbawa arus yang deras lalu terhenti di pintu irigasi”
Saat dievakuasi korban dalam keadaan meninggal dunia. Warga langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak Polsek Seyegan.
AKP Darmana mengatakan, setelah dicek oleh Tim Inafis, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan. Sejumlah barang berharga seperti uang dan cincin emas juga masih dalam penguasaan korban. “Bukan korban penganiayaan atau kekerasan,” ucapnya.
Baca Juga:
Menurut dia, derdasarkan keterangan pihak keluarga, awalnya korban sedang mengunjungi anaknya yang membangun rumah di Dusun Mekaton, Kalurahan Margokaton. Korban kemudian pamit ke anaknya untuk mencari angin ke Selokan Mataram karena kepanasan.
Sekitar 30 menit kemudian korban ditemukan meninggal. Korban diperkirakan terbawa arus sejauh 500 meter dari titik awal kejadian hingga titik penemuan di irigasi. “Jadi dugaannya korban terpeleset di pinggiran selokan yang licin lalu terbawa arus yang deras lalu terhenti di pintu irigasi,” ungkap AKP Darmana. []