Yogyakarta – Hajad Dalem Garebeg Besar, 10 Besar Jimakir 1954/ 20 Juli 2021 kembali ditiadakan. Peniadaan ini berkaitan dengan imbauan pemerintah dalam memberlakukan PPKM Darurat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun, Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat masih menggelar pembagian ubarampe gunungan sebagai ganti upacara Garebeg.
Prosesi pembagian ubarampe gunungan pun dilaksanakan secara bertahap. Berdasarkan surat edaran yang dikeluarkan oleh Kawedanan Hageng Panitrapura, prosesi digelar selama lima hari, sejak Selasa Pahing hingga Sabtu Legi, 20-24 Juli 2021. “Karena jumlah kawedanan dan tepas di keraton ini berjumlah puluhan, demi kesehatan dan kelancaran acara, pembagian pareden gunungan ini dilaksanakan dalam waktu sekitar satu minggu,” tutur KPH Wironegoro.
Baca Juga:
Pada Garebeg Besar ini, Keraton Yogyakarta menyiapkan 2.700 tangkai rengginang yang dibagikan kepada tepas dan kawedanan. Perwakilan dari masing-masing tepas dan kawedanan hanya diperkenankan hadir dengan jumlah perwakilan terbatas agar tidak terjadi kerumunan. Pembagian ubarampe gunungan dilakukan sejak pukul 08.00 WIB di Bangsal Srimanganti.
“Karena jumlah kawedanan dan tepas di keraton ini berjumlah puluhan, demi kesehatan dan kelancaran acara, pembagian pareden gunungan ini dilaksanakan dalam waktu sekitar satu minggu”
KPH Wironegoro dan KPH Notonegoro memimpin jalannya prosesi dengan saksama dan hati-hati. Pada hari pertama hanya Abdi Dalem dari Kawedanan Pengulon dan Tepas Dwarapura saja yang menerima rengginang. Tepas dan kawedanan lain menyusul pada hari berikutnya.
Pembagian ubarampe gunungan ke Pura Pakualaman dan Kepatihan pun tidak dilakukan pada hari pertama garebeg. Namun, dilakukan pada Jumat Kliwon, 23 Juli bersama dengan Kawedanan Puralaya Imogiri dan Kawedanan Puralaya Kotagede.
Baca Juga:
KPH Wironegoro mengatakan, peniadaan Hajad Dalem Garebeg dengan arak-arakan prajurit dan perebutan gunungan di halaman Kagungan Dalem Masjid Gedhe bukan berarti menghilangkan esensinya. “Pembagian ubarampe gunungan ini membuktikan bahwa esensi kasih seorang raja kepada masyarakatnya dengan memberikan pareden gunungan ini tetap dilaksanakan, namun melalui protokol kesehatan yang ketat,” katanya.
Seluruh Penghageng dan Abdi Dalem yang bertugas pada setiap momen pembagian ubarampe gunungan senantiasa mencuci tangan dan diimbau mengenakan masker berlapis. Keraton Yogyakarta juga senantiasa memperhatikan protokol kesehatan dalam setiap penyelenggaraan upacara adat. (Source: kratonjogja)