Yogyakarta – Andong, salah satu kendaraan tradisional masih sering dijumpai di Yogyakarta maupun di Surakarta. Di Malioboro, andong menjadi sarana transportasi yang bikin kangen wisatawan, khususnya turis luar neger.
Sejarah singkat keberadaan andong ini tak lepas dari keberadaan Raja-raja Mataram yang mempunyai kendaraan khusus, yaitu kereta yang ditarik oleh kuda. Keberadaannya diberi hiasan sedemikian rupa yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan kereto kencono.
Baca Juga: Stasiun Yogyakarta dan Kawasan Malioboro Wajib Masker dan Vaksin
Dalam hal ini, andong tidak sama dengan kereto kencono. Andong adalah alat angkut yang digunakan oleh rakyat yang meniru kendaraan atau kereta yang dimiliki raja. Penampilan dan segala sesuatu disesuaikan dengan kemampuan rakyat.
Secara spesifikasi andong memiliki roda empat. Ukuran roda depan lebih kecil jika dibandingkan dengan roda bagian belakang dengan masing-masing roda memiliki jeruji 12 batang untuk bagian roda depan dan 14 jeruji di bagian roda belakang.
Baca Juga: Surat Terbuka 11 Komunitas Malioboro untuk Sri Sultan HB X
Adapun nama-nama bagian dari andong antara lain; buntutan, palangan, per, as roda, bos, mangkokan, gulungan, cincin, ruji, bengkok, pelah, ban karet, dan roda. Bahan utama dari andong adalah kayu dan besi dengan jenis kayu jati atau waru yang sudah memiliki kualitas bagus dan serat kayu yang halus.
Andong sebagai alat transportasi sangat membantu masyarakat untuk melakukan perjalanan, selain ramah lingkungan andong juga mendatangkan manfaat ekonomi yang merupakan bagian dari budaya masyarakat Yogyakarta.
Memaknai andong bukan hanya sebagai alat transportasi, tetapi andong mampu menghadirkan nilai pengabdian, kesederhanaan, ketulusan dan keindahan. (Pariwisata Jogja Kota)