Merti Desa Tradisi Jolenan di Somongari Purworejo, Wujud Syukur kepada Sang Pencipta

  • Whatsapp
Jolenan Purworejo
Tari tayub yang dilakukan dengan berpasangan (Foto : Tangkapan layar live streaming YouTube kanal Pemkab Purworejo)

Purworejo – Jolenan berasal dari kata Jolen yang bermakna “Ojo Kelalen” atau Ojo Lali yang artinya tidak boleh lupa dan harus selalu ingat dengan Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rezeki berupa panen dari semua yang sudah ditanam seperti manggis, durian, cengkih, palawija dan empon-empon.

Sedekah bumi atau merti desa ini diselenggarakan setiap dua tahun sekali, pada setiap hari Selasa wage, bulan Sapar tahun Jawa. Merti desa ini sering pula disebut Saparan atau Jolenan. Tradisi Jolenan ini sudah berlangsung secara turun temurun, bahkan sudah ada sejak zaman Belanda.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Jamasan Tombak Kyai Wijoyo Mukti Pemerintah Kota Yogyakarta

Desa Somongari sendiri terletak di gugusan perbukitan Menoreh dan berjarak 12 km ke arah tenggara dari Kota Purworejo. Desa ini juga mempunyai potensi wisata yang cukup banyak seperti Memorial House WR Soepratman, wisata alam Curug Silangit, wisata Agro Manggis Durian, sedekah bumi dan masih banyak lagi.

Pada Selasa, 5 Oktober 2021, Festival Jolenan ini diawali dengan prosesi genduri dan dibuka dengan tarian tradisional yaitu tari tayub yang dilakukan oleh warga Desa Somongari pada siang hari sekitar pukul 12.00 WIB. Tarian ini juga dilakukan oleh laki-laki dan perempuan dari segala kalangan umur dengan berpasang-pasangan.

festival jolenan purworejo
Jolenan berisi berbagai aneka makanan dan buah-buahan (Foto : Tangkapan layar live
streaming YouTube kanal Pemkab Purworejo )

Kirab sendiri merupakan kegiatan inti dari festival Jolenan ini karena kirab berupa gunungan yang terbuat dari ancak bambu berbentuk gunungan atau piramida yang berisikan aneka makanan seperti tumpeng, ambeng, sayuran, tempe bacem, dan ayam panggang. Sedangkan di bagian luar terdapat aneka gorengan seperti ledre, rengginang, gebleg dan hasil bumi. Warga mengarak keliling desa yang sebelumnya telah berkumpul di halaman balai desa.

Baca Juga: Jamasan Pusaka Bantul dan Filosofi Tombak Kyai Hagya Murni Pemberian Sri Sultan HB X

Festival Jolenan ini biasanya sampai dihadiri oleh warga luar Purworejo seperti dari Magelang, Kebumen, Yogyakarta dan sekitarnya. Gelaran ritual budaya itu selalu dipadati ribuan pengunjung tidak hanya dari daerah Purworejo saja bahkan dari luar daerah.

Warga setempat selalu menantikan tradisi dua tahunan ini. Tak hanya itu warga sana yang merantau pun juga menyempatkan diri untuk pulang ke kampung halaman karena sudah menganggap tradisi Jolenan seperti perayaan hari raya.

Baca Juga: Cerita Pengantar Jenazah Tak Boleh Melewati Lorong Plengkung Gading Yogyakarta

Tahun ini festival Jolenan pelaksanaannya berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena kirab tidak diadakan dikarenakan melihat kondisi yang masih pandemi. Tahun ini yang hadir hanya tamu-tamu undangan dan penonton yang melihat secara langsung jumlahnya dibatasi dan harus tetap menjalankan prokes yang ketat.

Bagi yang tidak bisa hadir masih dapat menyaksikan acara Festival Jolenan ini melalui live streaming YouTube kanal Pemkab Purworejo yang sengaja disediakan bagi warga yang tidak bisa hadir seperti sebelum-sebelumnya. Hal ini juga didukung oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan Dinas Komunikasi dan Informatika Purworejo. []

Artikel kiriman Sianggun Nadila, Mahasiswa Prodi Public Relations ASMI Santa Maria Yogyakarta

Related posts