Yogyakarta – Keroncong Plesiran kembali digelar pada 23 Oktober 2021 di Hutan Pinus Sari, Mangunan, Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kegiatan rutin setiap tahun yang diprakarsai oleh Simphony Kerontjong Moeda ini adalah untuk yang kelima kalinya.
Ketua Simphony Kerontjong Moeda Hari Sulistyanto menyampaikan acara ini mengusung konsep keroncong orkestra serta berkolaborasi dengan beberapa talent dari dalam maupun luar Yogyakarta. Beberapa musisi yang akan tampil antara lain Surya Mataram, Heru Shaggydog, Ndarboy, Monita Tahalea, dan Ananda Badudu.
Baca Juga: Menelusuri Lebih Mendalam Jejak Gamelan di Yogyakarta
Dia mengatakan, pengemasan keroncong secara orkestra bertujuan memberikan sajian baru yang bisa menarik generasi muda. “Biasanya musik keroncong mungkin untuk anak muda bikin ngantuk dan sebagainya. Maka ini kita kemas dengan lebih enerjik, lebih bagus supaya keroncong bisa dinikmati semua kalangan. Bisa dinikmati anak muda dan keroncong bisa tetap lestari,” katanya, Minggu, 17 Oktober 2021.
Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Singgih Raharjo menyatakan, Keroncong Plesiran diperuntukkan dan ditampilkan oleh anak muda. “Keroncong Plesiran itu keroncong dengan genre anak muda yang dilakukan berpindah-pindah dari destinasi ke destinasi yang ada di Daerah istimewa Yogyakarta. Sudah punya fans tersendiri anak-anak muda seluruh Indonesia,” katanya.
Baca Juga: 94 Tahun Paroki Boro Kalibawang Kulon Progo Menampilkan Seni Slaka
Singgih menyebutkan acara ini akan menjadi uji coba penerapan protokol kesehatan. Penonton yang ingin menikmati Keroncong Plesiran diwajibkan untuk melakukan reservasi terlebih dahulu melalui aplikasi Visiting Jogja yang terintegrasi dengan PeduliLindungi. Pembayaran juga dilakukan secara cashless untuk mengurangi risiko penyebaran virus Covid-19.
“Acara yang digelar 23 Oktober di panggung terbuka Pinus Sari dengan konsep melakukan full protokol kesehatan. Dari mulai penontonnya harus melakukan reservasi pembayaran secara cashless yang terskrining dengan aplikasi PeduliLindungi,” ungkap Singgih.
Baca Juga: Cerita di Balik Wayang Orang Gana Kalajaya Gelaran Keraton Yogyakarta dan KJRI Mumbai India
Pengunjung event dibatasi 200 orang. “Yang nanti menonton sudah terdaftar terlebih dahulu sehingga tidak membuka opsi untuk berjubel dan sebagainya. Kita batasi hanya 200 orang,” ucapnya.
Kegiatan sebagai contoh pelaksanaan event dengan penerapan protokol kesehatan lengkap. Selain penonton yang dibatasi dan telah di-skrining melalui aplikasi, destinasi wisata yang menjadi lokasi penyelenggaraan pun telah memiliki sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability).
Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X mengapresiasi kegiatan Keroncong Plesiran yang akan digelar dengan adaptasi dan inovasi ini. Kegiatan akan dilangsungkan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. []