Cerita di Balik Wayang Orang Gana Kalajaya Gelaran Keraton Yogyakarta dan KJRI Mumbai India

  • Whatsapp
wayang orang keraton yogyakarta
Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas berfoto bersama dengan para penari Gana Kalajaya pada akhir acara. (Foto: Screenshot YouTube Kraton Jogja/Luciani Berthin Aninda)

Yogyakarta – Keraton Yogyakarta menggelar pertunjukan wayang wong atau wayang orang bertajuk Gana Kalajaya. Pertunjukan yang disiarkan secara langsung dari Pelataran Srimanganti, Keraton Jogja melalui live streaming kanal Youtube KJRI (Konsulat Jenderal Indonesia) Mumbai dan kanal Youtube Keraton Yogyakarta ini dalam rangka memperingati HUT ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus menghormati hubungan baik antara Indonesia dengan India.

Acara yang digelar pada Sabtu, 25 September 2021 pada pukul 19.00 WIB atau 17.30 IST ini disaksikan juga melalui Zoom. Video pagelaran Gana Kalajaya kemudian diupload kembali pada channel YouTube Keraton Yogyakarta pada Jumat, 1 Oktober 2021.

Read More

Baca Juga: Jamasan Tombak Kyai Wijoyo Mukti Pemerintah Kota Yogyakarta

Secar garis besar, Gana Kalajaya menceritakan kisah klasik kelahiran Batara Gana atau Dewa Ganesha versi Keraton Yogyakarta sebagai tokoh sentral. Di mana Batara Gana berwujud dewa berkepala gajah dan memiliki gading yang kuat Batara Gana merupakan simbol keagungan, perlindungan, kebijaksanaan dan sebagai Dewa Ilmu Pengetahuan.

Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan, dengan lakon wayang orang yang merupakan karya adiluhung yang dipetik dari seni kekayaan budaya Jawa bersumber dari India. Kisah dewa ini diharapkan dapat memberikan inspirasi agar kita selalu ora mingkuh dalam menghadapi tantangan dan cobaan hidup apapun sebagai mana dipersonifikasikan oleh sosok Bathara Gana.

Wayang orang keraton Jogja
Potret pagelaran Wayang Orang Gana Kalajaya yang disiarkan secara live streaming melalaui channel YouTube Kraton Jogja, Sabtu, 25 September 2021. (Foto: Screenshot YouTube Kraton Jogja/Luciani Berthin Aninda)

Sri Sultan melalui pidatonya, juga mengenang sejarah penting awal mula terjalinnya hubungan diplomatik yang terjalin baik anatara India dan Indonesia untuk membangun dialog budaya dan kerja sama antar bangsa di seputar Khatulistiwa. Bermitra dengan India dukungan dan bantuan India melalui Konjen Biju Patnaik pada masa revolusi 1945 di Ibu Kota Republik Yogyakarta menjadi fondasi eratnya hubungan antara kedua bangsa.

Baca Juga: Menengok Jamasan Pusaka Alip 1955 Keraton Yogyakarta saat Pagebluk

“Pengaruh India ternyata juga memperkaya khazanah seni Indonesia khususnya Jawa, di Yogyakarta sendiri banyak peninggalan situs sejarah dan Susastra Sangsekerta berhuruf Pallawa yang menjadi Living Cars Literatur sebagai hairitage dan kajian ilmiah para antropologi, arkeologi dan firuloh di lembaga tinggi dan kajian budaya,” kata Sultan HB X pada pidatonya, Sabtu, 25 September 2021.

Sri Sultan juga menegaskan adanya kesamaan gaya dan cerita anatara India dan Indonesia selalu terselip perbedaan dengan versi India karena bedanya latar belakang sosial budaya. Ngarsa Dalem, sapaan lain Sri Sultan HB X juga mengajak untuk mengingat betapa kuatnya ikatan budaya yang terbangun sejak berabad lalu dan di masa kini. “Sekarang menjadi kewajiban kita untuk mengisinya guna lebih mengeratkan persahabatan India dan Indonesia”.

Baca Juga: Ubarampe Gunungan Garebeg Besar Keraton Yogyakarta Dibagikan dalam Lima Hari

Pergelaran Wayang Orang Gana Kalajaya secara virtual ini merupakan kerja sama antara KJRI (Konsulat Jenderal Indonesia) Mumbai dengan Keraton Yogyakarta, serta didukung oleh KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) New Delhi dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Pementasan Wayang Orang Gana Kalajaya merupakan karya spesial dari Keraton Yogyakarta yang diselenggarakan pada bulan September bersamaan dengan Festival Ganesha di Mumbai, Maharashtra, India.

Hadir dalam acara ini Sri Sultan HB X bersamaa Gusti Kanjeng Ratu Hemas. Turut dihadiri secara virtual dari Mumbai oleh Menteri Pariwisata, Lingkungan dan Protokol Pemerintah Negara Bagian Maharashtra, H.E Aaditya Thackeray dan Konsul Jenderal RI Agus Prihatin Saptono. []

Artikel kiriman Luciani Berthin Aninda, Mahasiswa Public Relations ASMI Santa Maria Yogyakarta

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *