Bupati Sleman Sebut Pelaku Klitih adalah Anak Kreatif, Bukan Nakal

  • Whatsapp
klitih sleman
Kapolres Sleman menunjukkan barang bukti celurit. (Foto: Pemda DIY)

Sleman – Kejahatan klitih kembali marak terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta, terutama di Kota Yogyakarta, Sleman dan Bantul. Kejadian yang meresahkan warga ini menjadi perhatian publik, termasuk di kalangan pejabat.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyebut tidak pernah mengkategorikan para pelaku klitih yang notabene masih didominasi remaja sebagai “anak nakal”. Sebaliknya, pelaku klitih ini adalah anak-anak kreatif yang tidak bisa diam, namun salah mengambil sikap dan mengarah pada tindakan-tindakan negatif.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Dua Anak di Bawah Umur Dianiayai Geng Klitih di Sleman, Satu Luka Bacok

“Dari beberapa kasus yang terjadi, anak-anak ini rata-rata masih kurang edukasi, terutama akibat dari perbuatan itu sendiri yang bisa berurusan dengan hukum. Jika anak-anak yang punya energi lebih ini diarahkan pada hal-hal positif, tentu akan sangat bagus,” kata Kustini dalam siaran pers yang diterima redaksi, Senin, 3 Januari 2022.

klitih kaliurang
Enam pelaku klitih dihadirkan dalam jumpa di Polres Sleman. (Foto: Dok. Polres Sleman)

Menurut dia, makna pelaku klitih adalah anak kreatif didasari pada energi besar para remaja ini yang masih melakukan aktivitas pada waktu istirahat atau jam 12.00 ke atas. Namun, karena kurangnya edukasi terutama untuk mengarahkan energi tersebut, tindakan yang dilakukan justru ke arah negatif.

Langkah Pemkab Sleman Cegah Kejahatan Klitih

Kustini sepakat, tindakan klitih merupakan tindakan kriminal yang tidak dibenarkan dalam norma masyarakat maupun hukum. Pihaknya mengajak seluruh stakeholder terkait terlibat di dalam permasalahan ini terutama peran aktif dari orang tua.

“Sebenarnya ini perlu kepekaan dari orang tua juga. Aktivitas anak di atas jam 21.00 Wib itu ngapain aja perlu dipantau dan harus tegas juga kalau hanya untuk main atau nongkrong. Karena kalau dari keluarga saja istilahnya membiarkan, tentu ini tidak akan selesai,” jelas Kustini.

Baca Juga: Kasus Klitih di Bantul Selama 2021 Meningkat 90 Persen, Ini Faktanya

Tak hanya melalui kerja sama, Pemkab Sleman sudah sejak lama menaruh perhatian pada kasus klitih dengan mengaktifkan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIKR). Kelompok yang diisi oleh remaja ini selain berkontribusi dalam pembentukan pelayanan informasi dan konseling tentang Perencanaan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja, namun juga mengedukasi tentang perilaku menyimpang.

“Ini kan sebenarnya bahasa antar remaja ya. Kita juga sudah lakukan itu dan akan diintensifkan lagi melalui PIKR dan edukasi sebaya hingga tingkat Dasawisma. Saya yakin jika komunikasi antar remaja berjalan maksimal, klitih akan semakin berkurang dan selesai,” terang Kustini.

Baca Juga: Penampakan dan Peran Enam Pelaku Klitih di Jalan Kaliurang Sleman

Sementara, untuk menunjang tersalurkannya jiwa kreatif dan tidak bisa diam anak remaja, Kustini menyebut fasilitas WiFi gratis padukuhan dan sport center di tiap Kapanewon akan menjadi solusi dari penanganan klitih jangka menengah.

“Dengan adanya WiFi gratis dan sport center ini, bakat dan minat remaja lebih bisa disalurkan. Bisa dengan berolahraga, atau belajar berbagai hal yang ditunjang dengan WiFi gratis ini. Jadi dua program ini salah satunya terintegrasi juga pada mengembangkan bakat dan minat remaja agar tidak disalurkan pada perilaku yang menyimpang,” tambah Kustini.

Klitih Berbah
Kapolsek Berbah Komisaris Polisi Eko Wahyu Nugraheni (tengah) menujukkan senjata tajam milik remaja klitih yang ditangkap. (Foto: Dok. Polsek Berbah)

Baca Juga: Sri Sultan Sebut Menangani Kejahatan Klitih Butuh Biaya Besar

Dilanjutkan Kustini, langkah jangka pendek yang akan segera dilakukannya adalah meminta Satpol PP bersama lintas sektoral lain untuk mengintensifkan patroli pada jam-jam rawan. Terutama pengawasan pada titik-titik yang selama ini rawan tindakan klitih.

Selanjutnya memastikan lampu penerangan setiap ruas jalan yang menjadi titik rawan kejahatan jalanan akan dimaksimalkan. Selain itu, bersama dengan kepolisian akan berkolaborasi untuk pemasangan CCTV untuk memantau

“Saat ini kita sedang rancang indikator-indikator yang berkaitan dengan klitih. Agar langkah atau upaya selanjutnya bisa lebih masuk pada akar permasalahan. Harapan kita semua Sleman aman, Yogya aman dan remaja-remaja ini menjadi agen-agen perubahan yang berdampak positif,” paparnya. []

Related posts