Yogyakarta – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat pada peridode 18-24 Maret 2022 terjadi enam kali awan panas guguran dengan estimasi jarak luncur 2.500 meter. Dilaporkan terjadi hujan abu tipis di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
“Guguran lava teramati sebanyak 51 kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter,” kata Kapala BPPTKG Hanik Humaida dalam siaran pers, Jumat, 25 Maret 2022.
Baca Juga: BPPTKG: Gunung Merapi 17 Kali Luncurkan Awan Panas ke Sungai Gendol
Dia mengatakan, pada kubah barat daya teramati ketinggian bertambah sekitar 4 meter. Untuk kubah tengah tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan. “Berdasarkan analisis foto volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.609.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.582.000 meter kubik,” katanya.
Hanik mengungkapkan, intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,3 cm per hari.
Baca Juga: Ujung Aliran Material Panas Gunung Merapi Sampai Timur Bunker Kaliadem Sleman
“Intensitas curah hujan sebesar 68 mm per jam selama 40 menit di Pos Kaliurang pada tanggal 21 Maret 2022. Dilaporkan terjadi lahar di Sungai Boyong pada tanggal 20 Maret 2022,” jelas Hanik.
BPPTKG menyimpulkan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga.
Baca Juga: Merapi Tadi Malam Muntahkan Awan Panas 10 Kali, Terjauh 5 Km
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. []